Hujroh - Forum Pesantren Indonesia Alumni Pesantren Indonesia Forum      Misi Hujroh
 

Main juga kesini sul:
The Ghurfah Kisah Sukses Alumni Alumni di Luar Negeri Bisnis Online Hikayah fi Ma'had Railfans Dunia Pesantren Ekonomi Islam
Forum  Life & Solution  Keluarga 
Bagaimanakah Solusinya Ibu Bekerja Dan Anak Tetap Terjaga?
Pages: [1]

(Read 390 times - 1 votes) 
  

Co Hujroh

  • Abadan fi Ma'had
  • ***
  • Co Hujroh No Reputation.
  • Join: 2018
  • Posts: 2095
  • Logged

Bagaimanakah Solusinya Ibu Bekerja Dan Anak Tetap Terjaga?

Ibu bekerja di luar rumah lumrah terjadi saat ini. Maka, ibu bekerja pun harus membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, khususnya anak-anak.

Karena tuntutan ekonomi, ibu ikut mencari nafkah buat keluarga. Ibu yang memiliki keahlian yang dibutuhkan umat pun mau tak mau mesti keluar rumah untuk memberi sumbangsih bagi umat. Karena sering berada di luar rumah, maka seorang ibu harus punya strategi agar tetap dekat dengan anak-anak yang menjadi tanggung jawab utamanya.
PAHAMI ANAK
Modal dasar bagi orangtua dalam mengasuh anak-anaknya adalah kemampuan memahami karakter dan temperamen mereka. Ada anak yang tenang, ada yang suka tantangan, dan sebagainya. “Ketika ibu sudah memiliki ‘modal’ tadi, lalu ibu tetap memerhatikan dan memenuhi kebutuhan kasih sayang sayang anak hingga anak percaya ibunya tetap sayang kepa
danya, keputusan untuk ibu bekerja tidak akan bermasalah,” ujar Fajriati M. Badrudin, psikolog pada Bunga Matahari Islamic Pre- School, Jakarta.
Namun begitu, tetap saja anak-anak harus diberi pemahaman tentang ketiadaan ibu di rumah untuk pergi bekerja. Apalagi ketika mereka melihat ibu dari teman-temannya selalu ada di rumah menemani dan melayani mereka. Fajriati memaparkan bahwa untuk anak-anak balita, orangtua belum bisa memberikan pemahaman secara abstrak karena tahapan pemikiran mereka masih dalam tataran konkret. Seiring pertambahan usia, barulah abstraksi mereka semakin bagus dan
bisa diajak berdiskusi.
Pada tahap awal perkembangan anak, kata Fajriati, interaksi terbaik adalah dengan sentuhan langsung. “Misalnya ketika ibu sedang ada di rumah, segala keperluan anak sebaiknya ditangani ibu, jangan diserahkan kepada asisten rumah tangga lagi,” kata lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.

Sebaiknya Ibu langsung memberi waktu dan jangan menunda untuk anak sepulang kerja, karena anak sedang dalam kondisi terbaik setelah menunggu ibu pulang bekerja. Paling tidak berikan waktu 15 menit untuk melayani kebutuhan anak, apakah mereka ingin bermain bersama atau sekadar ingin terbagi cerita tentang aktivitasnya. Selelah apa pun ibu, segan menolak anak di saat- saat seperti ini. Barulah ketiga anak sudah merasa :-dengarkan dan diperhatikan, au bisa minta waktu pada anak untuk mandi dan beristirahat sebentar untuk kemualan menemani mereka lagi.
Mengenalkan anak pada pekerjaan ibu juga bisa dilakukan untuk memberi mereka pemahaman. Sesekali mereka bisa diajak ke tempat kerja, tentu dengan seizin atasan. Atau ajak mereka ke tempat kerja saat cuti untuk mengenalkan situasi kantor. 'Dengan demikian mereka akan paham bahwa ibunya keluar rumah untuk bekerja, bukan untuk main-main.
Sambil jelaskan kepada mereka bahwa kita mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti membeli makanan, membayar sekolah dan sebagainya,” terang Kepala Sekolah Daar al-Arqam Indonesian Stream al-Khor, Qatar ini.
Memberi pemahaman anak tentang pekerjaan ibu, sebenarnya juga mengajarkan anak tentang nilai sebuah usaha. Anak akan melihat bahwa untuk mendapatkan uang, misalnya, diperlukan kerja keras sebagaimana yang dilakukan ibunya.

KERJA SAMA DENGAN PENGASUH
Dengan meninggalkan anak di rumah, seorang ibu bekerja pastinya membutuhkan orang-orang yang dapat menjaga anak-anak di rumah. Walaupun tidak ada asisten rumah tangga dan pengasuh
yang sempurna, mau tak mau ibu bekerja tetap mengandalkan keberadaan mereka untuk menjaga anak-anak.
Menitipkan anak pada anggota keluarga, seperti ibu atau mertua, sebenarnya lebih menenteramkan hati. Namun, tak semua orangtua tersebut bisa dimintai tolong. Bisa jadi karena usia mereka yang renta dan sebab-sebab lainnya. Selain itu, yang sering terjadi bila anak dijaga nenek atau kakeknya adalah perbedaan pola pengasuhan anak yang akhirnya menimbulkan konflik.
Saat ibu bekerja memutuskan menggaji seorang pengasuh, yang utama perlu dilakukan adalah pengarahan. “Pengasuh itu harus menjadi partner kita,” tegas Fajriati. Tanamkan kepada para pengasuh bahwa selama ibu bekerja merekalah yang memegang amanah untuk menjaga anak-anak dengan sebaik-baiknya.
Yang terpenting, pengasuh tetap menerapkan pola asuh anak sesuai pengarahan kita. Misalnya, saat kita tengah mengajarkan kemandirian pada anak, pengasuh pun harus mendukungnya. Jangan sedikit-sedikit membantu anak. Bila anak bisa mandiri, seperti mampu makan sendiri, alangkah baiknya pengasuh kita berikan bonus karena peran mereka membantu kita. Dengan demikian mereka akan merasa dihargai.
Dukungan dan kontribusi suami juga mutlak diperlukan. Penerapan pola asuh anak pun haruslah hasil kesepakatan suami dan istri karena pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama. Ketika istri bekerja—yang sudah pasti melalui restu suami- suami pun harus berperan.
Misalnya, bila tak ada pengasuh, suami sebaiknya turun tangan membantu istri, entah menjaga anak, ikut membantu pekerjaan rumah tangga, atau yang lainnya. Ketika anak- anak melihat kerja sama antara ayah dan ibunya, sesungguhnya ini merupakan pelajaran berharga untuk masa depan mereka juga.