Hujroh - Forum Pesantren Indonesia Alumni Pesantren Indonesia Forum      Misi Hujroh
 

Main juga kesini sul:
The Ghurfah Kisah Sukses Alumni Alumni di Luar Negeri Bisnis Online Hikayah fi Ma'had Railfans Dunia Pesantren Ekonomi Islam
Forum  Knowledge  Pengalaman & Inspirasi 
Era Disrupsi Memberikan Rasa Optimisme Akan Keberhasilan Pesantren Kita Darul Is
Pages: [1]

(Read 523 times)   

Admin

  • Administrator
  • Abadan fi Ma'had
  • ***
  • Admin No Reputation.
  • Join: 2013
  • Posts: 2615
  • Logged


Era Disrupsi Memberikan Rasa Optimisme Akan Keberhasilan Pesantren Kita Darul Istiqomah Bondowoso Dalam Keinginan Mencetak Ulama Intelek

Oleh Masruri Abd Muhit Lc

Salah satu satuan pendidikan di pesantren kita adalah satuan pendidikan muadalah (spm) yang kita beri nama Tarbiyatul Mu'allimin Al Islamiyyah (TMI) putra dan putri, yakni jenjang pendidikan setingkat sltp dan slta yang salah satu tujuannya adalah mencetak kader umat yang siap mengembangkan dan mendidik diri menjadi ulama' yang intelek.

Kurikulum pada satuan pendidikan muadalah yang ada di pesantren kita Darul Istiqomah ini, mengacu pada satuan pendidikan muadalah dirosah islamiyyah berbasis mu'allimin yang sejarahnya dan sistimnya berasal dari KMI Pondok Modern Gontor, bukan satuan pendidikan muadalah yang berbasis kitab kuning yang kurikulum dan sejarahnya diambil di pesantren pesantren salaf semacam Termas, Tebuireng, Sidogiri dan lain lainnya.

Ada yang bertanya apa perbedaan antara satuan pendidikan muadalah berupa dirasah Islamiyyah berbasis Mu'allimin yang sering disebut dengan pesantren modern dan satuan pendidikan muadalah berbasis kitab kuning yang sering disebut sebagai pesantren salaf, atau singkatnya apa beda pesantren modern dan pesantren salaf ?

Menurut pandangan saya, sebenarnya tidak ada perbedaan mendasar antara keduanya pesantren modern dan pesantren salaf, karena keduanya baik yang modern atau yang salaf sama-sama pesantren yang dijiwai oleh panca jiwa pesantren yakni jiwa keikhlasan, kesederhanaan, berdikari ukhuwwah Islamiyyah, dan kebebasan. Tujuan pendidikannya juga sama tolabul ilmi lil ibadah, mencari ilmu bukan untuk mencari civil efek, tetapi semuanya untuk agar dengan ilmu itu bisa memberikan pengabdian kepada masyarakat, atau dengan kata lain tujuannya kemasyarakatan. Termasuk misi yang ingin dicapai juga sama yakni melaksanakan firman Allah dalam surat taubat ayat 122 menyiapkan kader kader menuju ulama' yang mutafaqqih fiddin yang berbudi tinggi (berakhlaq mulia), berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berfikiran bebas dalam koredor garis garis agama.

"Dan tidak sayognya semua orang beriman pergi berperang, mengapa tidak ada dari setiap golongan itu kelompok yang mendalami agama dan memberi kaumnya peringatan bila mereka kembali pada mereka, agar mereka berhati. QS. Taubat 122.

Atau intinya bahwa pesantren baik modern atau yang salaf sama-sama ingin menyiapkan kader kader umat menuju dan menjadi orang orang yang mutafaqqih fiddin (mendalami agama) atau ulama.

Perbedaannya hanya pada cara menuju itu semua yakni untuk tafaqquh fiddin mendalami agama. Kalau pesantren salaf dalam mendalami agama langsung dengan membaca dan mengajarkan serta mengaji kitab kitab agama yang sering dikatakan sebagai kutubutturots, kitab kitab tinggalan ulama ulama dulu atau kitab kuning. Untuk sampai pada tujuannya menjadi ulama yang benar-benar mumpuni, para ulama kita dulu yang menempuh pendidikan di pesantren (salaf), harus memakan waktu yang cukup lama mengingat kitab kitab kuning yang harus dipelajari sangat banyak, dari satu pesantren ke pesantren yang lain.

Sementara cara dan sistim yang ditempuh oleh pesantren modern yang bermula dari keprihatinan atas lamanya waktu yang harus ditempuh untuk menuju tujuannya menjadi ulama, maka ditempuhlah cara dan sistim yang diharapkan tidak diperlukan waktu yang cukup lama. cukup dengan waktu yang singkat empat atau lima sampai enam tahun dengan memberi mereka kunci kunci mendalami ilmu agama bahkan ilmu umum.

Dengan cara memberikan kemampuan berbahasa Arab, nahwu, sorf, bayan, ma'ani dan badi' serta dasar dasar ilmu agama dan umum, berupa dasar dasar usul fiqih, dasar dasar ilmu hadits, tafsir, sebab sebab ikhtilaf, dasar dasar ilmu alqur'an dan lain lainnya ditambah dengan dasar ilmu umum termasuk bahasa Inggris, yang dengan itu semua nantinya bisa digunakan untuk mengembangkan diri menjadi ulama dengan membaca kitab kitab yang banyak itu, baik dengan guru atau secara autodidak.

Mungkin ada yang meragukan apakah dengan cara itu bisa dan memungkinkan untuk bisa dalam prakteknya. Yang pasti sudah banyak bukti alumni pesantren modern yang kemudian mempunyai kafaah ilmiyyah dan menjadi ulama yang mumpuni, apa lagi di era disrupsi seperti sekarang ini, dimana banyak kemudahan untuk mendapatkan akses pada informasi dan ilmu serta buku dan lain lain, baik secara langsung berkonsultasi dan berguru pada para pakar atau ulama atau dengan gogling atau memanfaatkan buku digital atau yang lain.

Era disrupsi seperti saat ini yang memberikan kemudahan dalam memperoleh informasi, ilmu dan yang lainnya hendaknya dimanfaatkan sebaik baiknya untuk menyerap ilmu terutama tentu ilmu agama, sehingga dengan demikian bisa beribadah dan memberikan manfaat serta menularkan apa yang dimiliki pada yang membutuhkan, ataupun bisa melakukan dakwah baik melalui dakwah bilhal tindakan contoh nyata atau bilmaqol ceramah dan nasehat serta mengajar, atau melalui dakwah bilqolam tulisan.

Mengingat dakwah bilqolam atau tulisan di era disrupsi sekarang ini sangat diperlukan baik melalui tulisan di media massa manual semacam surat kabar, buletin, majalah dan lain lain, atau melalui media online semacam media sosial dari facebook, instagram, wattsap, dll, maka diperlukan bekal ketrampilan dan skill menulis.

Maka untuk kepentingan itu pesantren kita di era disrupsi ini berusaha untuk membekali para santri yang notabene adalah calon calon ulama dan intelektual, terutama mereka yang sudah dewasa klas lima dan enam, dengan kemampuan dan skill menulis dengan membangun wadah untuk latihan menulis yang kita namai dengan Writting Center dengan memanfaatkan sarana online semacam wifi, Android dll.

Era disrupsi seperti saat ini dimana banyak informasi dan ajaran serta aliran bahkan rekayasa penyesatan dan pendangkalan akidah atau konspirasi global berseliweran, sangat rentan terhadap kesalahpahaman sehingga menyesatkan dan terjerumus pada pemahaman dan jalan tidak lurus.

Untuk menanggulangi hal itu selain diperlukan penguatan aqidah dan prinsip prinsip beragama yang benar, juga diperlukan pengetahuan tentang sejarah dan cara cara musuh dalam menyerang aqidah dan cara berfikir umat islam serta kesadaran bahwa musuh tidak akan pernah berhenti memusuhi kita.

وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

Orang orang yahudi dan nasroni tidak akan rela kepadamu sampai kamu mengikuti agama mereka. QS. Albaqoroh 120.

وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا

Dan mereka terus akan memerangi kalian sampai mereka bisa menjadikan kalian murtad dari agama kalian. QS. Albaqoroh 217.

Alhamdulillah, insyaallah era disrupsi ini semakin memberikan rasa optimisme pada pesantren kita Pon Pes Darul Istiqomah Bondowoso dengan satuan pendidikan muadalahnya Tarbiyatul Mu'allimin Al Islamiyyah (TMI) dalam mencetak kader kader ummat yang siap mendidik dan mengembangkan diri menjadi ulama intelek, dengan memberikan kunci berupa kemampuan bahasa Arab dan dasar dasar ilmu agama dan umum untuk kemudian benar-benar menuju dan menjadi ulama intelek dengan menekuni literasi baik membaca dan menulis yang semakin memberikan kemudahan, meskipun harus lebih memperkuat aqidah dan bekal pengetahuan tentang cara cara musuh memerangi aqidah dan cara berfikir sehingga dengan itu akan terhindar dari terjerumus pada jerat jerat dan rekayasa serta tipuan musuh.

Sekian semoga bermanfaat dan berkah.

Daris, 27 Maret 2019.