Adapun riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang larangan bagi wanita bertabarruj dan memamerkan kecantikannya adalah sebagai berikut:
O Diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah bahwa Nabi Saw bersabda:
"Dua golonganyang menjadi pen-duduk neraka yang aku belum pernah melihat mereka; suatu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi digunakannya untuk memukuli manusia, dan wanita- wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok, dan kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring18. Mereka tidak akan masuk surga dan bahkan tidak akan mencium baunya. Dan sesungguhnya baunya bisa tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian."
O Allah Swt berfirman:
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyahyang dahulu..." (QS. Al-Ahzab [33]: 33]
O Allah Swt berfirman:
"Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana." (QS. An-Nur [24]: 60]
Adapun keterangan yang menyebutkan larangan bercampur baurnya laki-laki dan perempuan di satu tempat adalah sebagai berikut:
O Allah Swt berfirman:
lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nur [24]: 30)
Bagaimana bisa kita bayangkan manakala seseorang bisa menundukkan pandangan apabila mereka berdua berada di satu tempat. Ayat di atas menunjukkan juga akan larangan dan pengharaman bercampur baur antara laki-laki dan perempuan.
O Firman Allah juga:
"...Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka ..." (QS. Al-Ahzab [33]: 53)
O Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Tidaklah laki-laki dan perempuan itu menyendiri (berkumpul) kecuali yang ketiganya adalah setan."
O Disebutkan juga di dalam Shahihain dari Rasulullah Saw bahwa beliau bersabda:
"Janganlah kalian masuk ke dalam ruangan wanita.” Seorang laki-laki bertanya, “Bagaimana pendapat Anda tentang al-hamwu (kerabat istri suami) wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Al-Hamwu adalah kematian."
O Disebutkan di dalam Shahihain juga dari hadits Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Janganlah salah seorang laki-laki di antara kalian berduaan dengan wanita kecuali bersama seorang mahramnya."
Adapun dalil yang menerangkan tentang larangan melihat wanita asing adalah sebagai berikut:
O Firman Allah Swt.:
"Katakanlah kepada laki-laki yang
beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluannya (QS. An-Nur [24]: 30]
O Firman Allah Swt:
"...Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra’ [17]: 36]
O Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jarir bin Abdillah. Ia berkata, 'Aku bertanya perihal melihat (wanita] tanpa sengaja." Beliau bersabda:
“Palingkan pandanganmu."
O Diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari hadits Ummu Salamah . Ia berkata, "Aku berada di samping Rasulullah $aw; dan Maimunah juga ada di sisi beliau. Kemudian datanglah Ummi Maktum menemuinya (setelah turun perintah untuk berhijab]. Rasulullah Saw bersabda, "Kalian berdua, pakailah hijab.” "Wahai Rasulullah, bukankah ia buta? Ia tidak bisa melihat kita dan tidak mengetahui kita.” Maka bersabdalah Nabi Saw:
“Apakah kalian berdua buta? Bukankah kalian bisa melihatnya?"
O Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah Saw bersabda:
'janganlah duduk-duduk di tengah jalan."Para shahabatmenjawab, "Wahai Rasulullah, kami tidaklah melakukan apa-apa kecuali hanya duduk-duduk saja dan berbincang-bincang." Maka Rasulullah bersabda, “Apabila kalian tidak bisa kecuali harus duduk-duduk di tengah jalan maka berilah jalan itu haknya." Mereka bertanya, "Apa saja hak jalan itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, “Menundukkan pandangan, tidak mengganggu, menjawab salam, me-merintah yang baik, dan mencegah yang munkar."
Dapat dimaklumi bahwa jika semua lapisan masyarakat mau melaksanakan prinsip-prinsip ini, maka masyarakat semacam ini akan mencapai kesucian dan keutamaan. Mereka akan merasakan keamanan dan ketenteraman, sertamencapai puncak kemuliaan dan keba-hagiaan. Hal ;ni disebabkan, ia meniti jalan yang telah digariskan oleh Allah dan sesuai dengan rr.anhaj yang dituntunkan Islam. Mahabenar Allah dengan firman-Nya:
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai- beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An‘am [6]: 153]
Inilah yang telah terealisasi pada diri umat Islam pada sepanjang masa. Semua :Vd adalah karena ajaran-ajaran Qur'ani yang telah Allah turunkan agar menjadi kabar gembira dan peringatan alam semesta serta supaya menjadi pelita dan retunjukbagi generasi selanjutnya.
Mahabenar Allah yang telah cerfirman:
"Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (QS. Al-Isra' [17]: 9]
Demikian dasar-dasar pendidikan dan konsep amal yang paling penting yang telah diletakkan oleh agama Islam untuk keselamatan akhlak anak, mengembangkan kepribadian yang mandiri, membiasakannya untuk berlaku sungguh-sungguh, perwira, dan berakhlak mulia. Tidak ada cara lain kecuali dengan mendidik, mengarahkan, dan membimbing anak-anak di atas prinsip-prinsip yang telah dijelaskan. Sehingga mereka tumbuh dan berkembang dengan akhlak-akhlak yang mulia.
Siapakah yang mengatakan bahwa tenggelam dalam kenikmatan dan larut dalam kemewahan tidak membahayakan pribadi anak? Siapakah yang mengatakan bahwa mengikuti segala keinginan hawa nafsu dan kelezatan duniawi tidak membahayakan pribadi anak? Siapakah yang mengatakan bahwa mendengarkan lagu-lagu seronok, musik pengiring tarian tidak membahayakan pribadi anak? Siapakah yang mengatakan bahwa kehidupan glamor dan bercampur baur tidak membahayakan pribadi anak?
Dan siapakah yang mengatakan bahwa berperilaku seperti wanita itu tidak membahayakan pribadi anak?
Sesungguhnya para pakar pendidikan hampir bersepakat bahwa kenyataan- kenyataan ini merupakan ancaman buruk untuk menghancurkan kepribadian dan memberangus harga diri. Dr. Alex Carliel mengatakan di dalam bukunya yang berjudul "Manusia Adalah Sosok Tersembunyi", "Tatkala naluri seksual manusia itu bergerak membentuk suatu zat yang meresap menuju otaknya kemudian melemahkannya, maka membuatnya tidak mampu lagi berpikiran jernih."
George Balusyi mengatakan di dalam bukunya yang berjudul Ledakan Seksual sebagai berikut, "Pada tahun 1962, Kennedy mengatakan bahwa masa depan Amerika berada dalam bahaya, karena banyak dari pemudanya tenggelam dalam gelora syahwat sehingga ia tidak mampu memikul beban tanggung jawab di atas pundaknya. Dan dari setiap tujuh orang pemuda yang tampil menjadi tentara terdapat enam orang yang tidak layak, karena syahwat telah menenggelamkan mereka dan merusak kesamaptaan jasmani dan rohani mereka."
Surat kabar Al-Ahad terbitan Lebanon pada edisi 650 telah menukil perkataan seorang pakar ilmu sosiologi pendidikan yang bernama Margarette Smith, "Sesungguhnya para pelajar wanita, baik yang di sekolah maupun perguruan tinggi hanya memikirkan perasaan dan sarana- sarana yang bisa menjawab segala yang menghinggapi perasaan. Sesungguhnya ,r>l-’ari enam puluh pelajar dari seratus pelajar wanita gagal dalam berbagai ujian. Semuapenyebabkegagalanitu dikarenakan bahwa mereka lebih senang memikirkan seks daripada pelajaran mereka, sampai masa depan mereka sendiri..."
Maka satu-satunya cara bagi para orang tua dan pendidik adalah menjauhkan anak- anak mereka dari bahaya penyimpangan dan kerusakan moral ini. Mereka hendaknya senantiasa mengupayakan dengan maksimal untuk bisa menanamkan makna kemuliaan, kepribadian, dan akhlak yang luhur.
Terakhir, kita jangan melalaikan peran memberikan perhatian yang seksama dan tanggung jawab besar dalam meluruskan akhlak anak dan memperbaiki dirinya dan memupuk kepribadiannya. Jika kita ingin melacak apa sebenarnya yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan moral dan penyimpangan perilaku pada diri anak maka kita akan mendapatkan jawabannya, yaitu kelalaian para orang tua dan pendidik dalam memberikan pengawasan terhadap anak mereka.
Akan kami sampaikan beberapa sebab terjadinya kerusakan moral dan penyimpangan perilaku pada anak:
O Jika orang tua membiarkan anaknya bergaul dengan teman-teman yang tidak benar untuk melakukan segala yang diinginkan tanpa pengawasan, maka anak akan mudah terpengaruh ajakan mereka. Sehingga si anak akan meniru penyimpangan teman- temannya tersebut.
O Jika orang tua membiarkan anak untuk menonton film-film yang mengandung pornografi dan kekerasan, maka bisa berimbas terhadap rusaknya moralitasnya. Orang tua yang seperti ini telah menjatuhkan anaknya (entah sadar atau tidak) ke dalam jurang kehancuran yang sangat dalam.
O Jika orang tua memperkenankan anaknya membeli majalah-majalah porno, komik-komikcabul, dan gambar- gambar yang mempertontonkan aurat, maka anak akan berjalan di atas jalan salah, mendapatkan pelajaran pertemanan yang haram, danhubungan seks yang berdosa.
O Jika orang tua meremehkan perintah mengenakan hijab bagi keluarga dan anak-anak perempuannya dan memberi keleluasaan mereka untuk bepergian dan bersolek. Lalai dalam mengawasi pertemanan dan pergaulan mereka, maka anak perempuan tersebut akan terbekali dengan cara hidup yang penuh dosa. Bisa jadi, pada akhirnya nanti akan terenggutlah kehormatannya, kemuliaannya, dan kesuciannya. Pada saat itulah tidak lagi bermanfaat sebuah tangisan dan penyesalan.
Apakah engkau menangisi Lubnayang telah engkau bunuh sendiri?
Sungguh Lubna telah pergi padahal engkau bukanlah yang membuatnya.
O Jika orang tua tidak mau mengawasi anaknya baik laki-laki maupun perempuan ketika berangkat ke sekolah dan saat pulangnya, maka anak-anak akan merasa leluasa untuk mendatangi tempat-tempat yang terlarang dengan alasan sekolah. Betapa banyak kita mendengar tentang kondisi anak-anak perempuan yang terjerumus ke dalam jurang perzinaan, sedangkan keluarga baru mengetahui kejadiannya setelah terbongkarnya aib dan perbuatan dosanya.
Di antara dasar-dasar pendidikan moral yang wajib bagi para bapak dan pendidik untuk memperhatikannya, menjaga, dan menumbuh kembangkan anak dengan jalan merealisasikan dan komitmen terhadapnya adalah mem-biasakan anak untuk berperilaku yang baik, sopan santun dan bergaul dengan orang lain dengan cara yang baik.
Berikut ini beberapa hadits Rasulullah SU yang menjelaskan penting-nya akhlak mulia dan pergaulan yang baik:
O Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Al- Hakim, dan Al-Baihaqi dari hadits Abu Hurairah.- Ia berkata, Rasulullah bersabda:
"Aku diutus tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak."
O Dikeluarkan oleh Ibnu Mardawaih dengan sanad shahih bahwa ada seorang laki-laki yangbertanyakepada Rasulullah tentang akhlak yang baik. Maka beliau membacakan ayat:
"Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang- orang yang bodoh." (QS. Al-A’raf [7]: 199). Kemudian beliau bersabda:
"Yaitu engkau menyambung (kekerabatan) terhadap orang yang memutusnya denganmu, engkau memberi terhadap orang yang menahannya (tidak mau memberi) kepadamu, dan engkau memaafkan orang yang menzalimimu.”
O Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari hadits Abu Darda’. Ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Perkara yang paling berat yang akan diletakkan di atas timbangan nanti pada hari kiamat adalah takwa dan akhlakyang baik."
O Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi bahwa Abu Dzar berkata, "Seseorang berkata kepada Rasulullah 'Nasi- hatilah aku.’ Beliau lalu bersabda:
'Bertakwalah engkau kepada Allah di manapun kau berada.'
‘Tambahkanlah kepadaku/ jawabnya. Beliau bersabda:
'Iringilah perbuatan jelekmu dengan kebaikan, niscaya (kebaikan) itu menghapusnya.’
'Tambahkanlah kepadaku/ Beliau bersabda:
'Pergaullah dengan akhlakyang baik'."
O Diriwayatkan oleh Abu Dawud, At- Tirmidzi, dan selain mereka berdua dari hadits Abu Hurairah. Ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya."
O DikeluarkanolehMuhammadbinNashr Al-Marwazi, "Ada seorang laki-laki yang datang menghadap Rasulullah Saw kemudian bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah Ad-Din itu?’ Beliau menjawab:
"Berakhlakyang baik."
Kemudian laki-laki itu menghampiri Nabi sg dari arah kanannya dan bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, apakah Ad-Din itu?' Beliau menjawab:
'Berakhlakyang baik.'
Kemudian laki-laki itu menghampiri Nabi dari arah kirinya lalu bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, apakah Ad- Din itu?’ Beliau menjawab, ‘Berakhlak yang baik.’ Kemudian laki-laki itu menghampiri Nabi dari arah belakangnya dan bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah apakah Ad-Din itu?' Beliau menoleh kepadanya lalu bersabda:
'Apakah engkau ini tidak mengerti? (Ad- Din) itu adalah engkau tidak marah’."
***
Inilah garis-garis besar dari teladan yang diberikan oleh Rasulullah Saw tentang sopan santun, etika, pekerti, dan pergaulan yang baik beserta akhlak. Maka hendaknya para orang tua menerapkannya dan melaksanakannya pada diri mereka masing-masing agar dapat memberikan teladan yang baik dan contoh mulia terhadap anak dan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Kemudian menuntun anak-anak melaksanakan etika, pekerti, dan sopan santun ini sehingga mereka bisa memaafkan orang yang menzaliminya, menyambung hubungan orang yang telah memutusnya, memberi kepada orang yang menahan pemberiannya, dan berbuat baik terhadap orang yang menyakitinya.
Dengan demikian, ia menjadi harapan umat manusia dan bagaikan malaikat yang berjalan di atas bumi. Semua itu hanya dengan melaksanakan firman Allah Swt :
"Jadilah engkau pemaaf dan perintah- kanlah orang mengerjakan yang mak-ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (QS. Al-A’raf [7]: 199).
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan carayang lebih baik, maka tiba- tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (QS. Fushshilat [41]: 34),
"... Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesala-
han) orang. Allah menyukai orang- orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali-'Imran [3]: 134)
Wahai orang tua dan para pendidik, Anda telah mengetahui betapa besar perhatian Rasulullah Saw terhadap masalah pendidikan moral anak-anak kalian. Anda telah mengetahui bahwa akhlak merupakanbuahkeimananyangmendalam dalam meluruskan kebengkokan anak- anak. Anda juga telah membaca tentang gambaran-gambaran yang buruk yang harus dijauhi anak.
Semua ini telah Anda ketahui, sehingga tidak ada cara lain yang harus dilaksanakan kecuali bersungguh-sungguh dalam melakukan kewajiban dan tanggung jawab terhadap siapa saja yang berhak menerima pendidikan, pengajaran, dan pengawasan. Ketahuilah, jika Anda lalai dari memberikan hak-hak putra-putri kalian dari segi akhlak, maka mereka akan melakukan penyimpangan dan berakhlak jelek. Kemudian mereka akan menjadi ancaman keamanan dan ketenteraman di tengah masyarakat. Bahkan banyak masyarakat yang akan lari meminta
bantuan karena mereka mendapati perlakuan jahat, kebobrokan moral, dan sosial darinya.
Oleh karena itulah, hendaknya Anda senantiasa mengingat Allah dalam mendidik anak. Laksanakanlah kewajiban Anda, kerahkan semua kekuatan Anda, dan laksanakanlah tanggung jawab yang dibebankan kepada Anda. Manakala kewajiban tersebut terlaksana dengan baik maka Anda akan melihat anak-anak Anda menjadi bunga yang wangi di dalam rumah, bulan purnama yang bersinar terang di tengah masyarakat, dan seperti "malaikat” yang berjalan di muka bumi dengan tenang.
“Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Aliah dan Rasui-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu (QS. At-Taubah [9]: 105)
O Diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah bahwa Nabi Saw bersabda:
"Dua golonganyang menjadi pen-duduk neraka yang aku belum pernah melihat mereka; suatu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi digunakannya untuk memukuli manusia, dan wanita- wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok, dan kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring18. Mereka tidak akan masuk surga dan bahkan tidak akan mencium baunya. Dan sesungguhnya baunya bisa tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian."
O Allah Swt berfirman:
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyahyang dahulu..." (QS. Al-Ahzab [33]: 33]
O Allah Swt berfirman:
"Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana." (QS. An-Nur [24]: 60]
Adapun keterangan yang menyebutkan larangan bercampur baurnya laki-laki dan perempuan di satu tempat adalah sebagai berikut:
O Allah Swt berfirman:
lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nur [24]: 30)
Bagaimana bisa kita bayangkan manakala seseorang bisa menundukkan pandangan apabila mereka berdua berada di satu tempat. Ayat di atas menunjukkan juga akan larangan dan pengharaman bercampur baur antara laki-laki dan perempuan.
O Firman Allah juga:
"...Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka ..." (QS. Al-Ahzab [33]: 53)
O Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Tidaklah laki-laki dan perempuan itu menyendiri (berkumpul) kecuali yang ketiganya adalah setan."
O Disebutkan juga di dalam Shahihain dari Rasulullah Saw bahwa beliau bersabda:
"Janganlah kalian masuk ke dalam ruangan wanita.” Seorang laki-laki bertanya, “Bagaimana pendapat Anda tentang al-hamwu (kerabat istri suami) wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Al-Hamwu adalah kematian."
O Disebutkan di dalam Shahihain juga dari hadits Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Janganlah salah seorang laki-laki di antara kalian berduaan dengan wanita kecuali bersama seorang mahramnya."
Adapun dalil yang menerangkan tentang larangan melihat wanita asing adalah sebagai berikut:
O Firman Allah Swt.:
"Katakanlah kepada laki-laki yang
beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluannya (QS. An-Nur [24]: 30]
O Firman Allah Swt:
"...Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra’ [17]: 36]
O Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jarir bin Abdillah. Ia berkata, 'Aku bertanya perihal melihat (wanita] tanpa sengaja." Beliau bersabda:
“Palingkan pandanganmu."
O Diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari hadits Ummu Salamah . Ia berkata, "Aku berada di samping Rasulullah $aw; dan Maimunah juga ada di sisi beliau. Kemudian datanglah Ummi Maktum menemuinya (setelah turun perintah untuk berhijab]. Rasulullah Saw bersabda, "Kalian berdua, pakailah hijab.” "Wahai Rasulullah, bukankah ia buta? Ia tidak bisa melihat kita dan tidak mengetahui kita.” Maka bersabdalah Nabi Saw:
“Apakah kalian berdua buta? Bukankah kalian bisa melihatnya?"
O Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah Saw bersabda:
'janganlah duduk-duduk di tengah jalan."Para shahabatmenjawab, "Wahai Rasulullah, kami tidaklah melakukan apa-apa kecuali hanya duduk-duduk saja dan berbincang-bincang." Maka Rasulullah bersabda, “Apabila kalian tidak bisa kecuali harus duduk-duduk di tengah jalan maka berilah jalan itu haknya." Mereka bertanya, "Apa saja hak jalan itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, “Menundukkan pandangan, tidak mengganggu, menjawab salam, me-merintah yang baik, dan mencegah yang munkar."
Dapat dimaklumi bahwa jika semua lapisan masyarakat mau melaksanakan prinsip-prinsip ini, maka masyarakat semacam ini akan mencapai kesucian dan keutamaan. Mereka akan merasakan keamanan dan ketenteraman, sertamencapai puncak kemuliaan dan keba-hagiaan. Hal ;ni disebabkan, ia meniti jalan yang telah digariskan oleh Allah dan sesuai dengan rr.anhaj yang dituntunkan Islam. Mahabenar Allah dengan firman-Nya:
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai- beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An‘am [6]: 153]
Inilah yang telah terealisasi pada diri umat Islam pada sepanjang masa. Semua :Vd adalah karena ajaran-ajaran Qur'ani yang telah Allah turunkan agar menjadi kabar gembira dan peringatan alam semesta serta supaya menjadi pelita dan retunjukbagi generasi selanjutnya.
Mahabenar Allah yang telah cerfirman:
"Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (QS. Al-Isra' [17]: 9]
Demikian dasar-dasar pendidikan dan konsep amal yang paling penting yang telah diletakkan oleh agama Islam untuk keselamatan akhlak anak, mengembangkan kepribadian yang mandiri, membiasakannya untuk berlaku sungguh-sungguh, perwira, dan berakhlak mulia. Tidak ada cara lain kecuali dengan mendidik, mengarahkan, dan membimbing anak-anak di atas prinsip-prinsip yang telah dijelaskan. Sehingga mereka tumbuh dan berkembang dengan akhlak-akhlak yang mulia.
Siapakah yang mengatakan bahwa tenggelam dalam kenikmatan dan larut dalam kemewahan tidak membahayakan pribadi anak? Siapakah yang mengatakan bahwa mengikuti segala keinginan hawa nafsu dan kelezatan duniawi tidak membahayakan pribadi anak? Siapakah yang mengatakan bahwa mendengarkan lagu-lagu seronok, musik pengiring tarian tidak membahayakan pribadi anak? Siapakah yang mengatakan bahwa kehidupan glamor dan bercampur baur tidak membahayakan pribadi anak?
Dan siapakah yang mengatakan bahwa berperilaku seperti wanita itu tidak membahayakan pribadi anak?
Sesungguhnya para pakar pendidikan hampir bersepakat bahwa kenyataan- kenyataan ini merupakan ancaman buruk untuk menghancurkan kepribadian dan memberangus harga diri. Dr. Alex Carliel mengatakan di dalam bukunya yang berjudul "Manusia Adalah Sosok Tersembunyi", "Tatkala naluri seksual manusia itu bergerak membentuk suatu zat yang meresap menuju otaknya kemudian melemahkannya, maka membuatnya tidak mampu lagi berpikiran jernih."
George Balusyi mengatakan di dalam bukunya yang berjudul Ledakan Seksual sebagai berikut, "Pada tahun 1962, Kennedy mengatakan bahwa masa depan Amerika berada dalam bahaya, karena banyak dari pemudanya tenggelam dalam gelora syahwat sehingga ia tidak mampu memikul beban tanggung jawab di atas pundaknya. Dan dari setiap tujuh orang pemuda yang tampil menjadi tentara terdapat enam orang yang tidak layak, karena syahwat telah menenggelamkan mereka dan merusak kesamaptaan jasmani dan rohani mereka."
Surat kabar Al-Ahad terbitan Lebanon pada edisi 650 telah menukil perkataan seorang pakar ilmu sosiologi pendidikan yang bernama Margarette Smith, "Sesungguhnya para pelajar wanita, baik yang di sekolah maupun perguruan tinggi hanya memikirkan perasaan dan sarana- sarana yang bisa menjawab segala yang menghinggapi perasaan. Sesungguhnya ,r>l-’ari enam puluh pelajar dari seratus pelajar wanita gagal dalam berbagai ujian. Semuapenyebabkegagalanitu dikarenakan bahwa mereka lebih senang memikirkan seks daripada pelajaran mereka, sampai masa depan mereka sendiri..."
Maka satu-satunya cara bagi para orang tua dan pendidik adalah menjauhkan anak- anak mereka dari bahaya penyimpangan dan kerusakan moral ini. Mereka hendaknya senantiasa mengupayakan dengan maksimal untuk bisa menanamkan makna kemuliaan, kepribadian, dan akhlak yang luhur.
Terakhir, kita jangan melalaikan peran memberikan perhatian yang seksama dan tanggung jawab besar dalam meluruskan akhlak anak dan memperbaiki dirinya dan memupuk kepribadiannya. Jika kita ingin melacak apa sebenarnya yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan moral dan penyimpangan perilaku pada diri anak maka kita akan mendapatkan jawabannya, yaitu kelalaian para orang tua dan pendidik dalam memberikan pengawasan terhadap anak mereka.
Akan kami sampaikan beberapa sebab terjadinya kerusakan moral dan penyimpangan perilaku pada anak:
O Jika orang tua membiarkan anaknya bergaul dengan teman-teman yang tidak benar untuk melakukan segala yang diinginkan tanpa pengawasan, maka anak akan mudah terpengaruh ajakan mereka. Sehingga si anak akan meniru penyimpangan teman- temannya tersebut.
O Jika orang tua membiarkan anak untuk menonton film-film yang mengandung pornografi dan kekerasan, maka bisa berimbas terhadap rusaknya moralitasnya. Orang tua yang seperti ini telah menjatuhkan anaknya (entah sadar atau tidak) ke dalam jurang kehancuran yang sangat dalam.
O Jika orang tua memperkenankan anaknya membeli majalah-majalah porno, komik-komikcabul, dan gambar- gambar yang mempertontonkan aurat, maka anak akan berjalan di atas jalan salah, mendapatkan pelajaran pertemanan yang haram, danhubungan seks yang berdosa.
O Jika orang tua meremehkan perintah mengenakan hijab bagi keluarga dan anak-anak perempuannya dan memberi keleluasaan mereka untuk bepergian dan bersolek. Lalai dalam mengawasi pertemanan dan pergaulan mereka, maka anak perempuan tersebut akan terbekali dengan cara hidup yang penuh dosa. Bisa jadi, pada akhirnya nanti akan terenggutlah kehormatannya, kemuliaannya, dan kesuciannya. Pada saat itulah tidak lagi bermanfaat sebuah tangisan dan penyesalan.
Apakah engkau menangisi Lubnayang telah engkau bunuh sendiri?
Sungguh Lubna telah pergi padahal engkau bukanlah yang membuatnya.
O Jika orang tua tidak mau mengawasi anaknya baik laki-laki maupun perempuan ketika berangkat ke sekolah dan saat pulangnya, maka anak-anak akan merasa leluasa untuk mendatangi tempat-tempat yang terlarang dengan alasan sekolah. Betapa banyak kita mendengar tentang kondisi anak-anak perempuan yang terjerumus ke dalam jurang perzinaan, sedangkan keluarga baru mengetahui kejadiannya setelah terbongkarnya aib dan perbuatan dosanya.
Di antara dasar-dasar pendidikan moral yang wajib bagi para bapak dan pendidik untuk memperhatikannya, menjaga, dan menumbuh kembangkan anak dengan jalan merealisasikan dan komitmen terhadapnya adalah mem-biasakan anak untuk berperilaku yang baik, sopan santun dan bergaul dengan orang lain dengan cara yang baik.
Berikut ini beberapa hadits Rasulullah SU yang menjelaskan penting-nya akhlak mulia dan pergaulan yang baik:
O Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Al- Hakim, dan Al-Baihaqi dari hadits Abu Hurairah.- Ia berkata, Rasulullah bersabda:
"Aku diutus tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak."
O Dikeluarkan oleh Ibnu Mardawaih dengan sanad shahih bahwa ada seorang laki-laki yangbertanyakepada Rasulullah tentang akhlak yang baik. Maka beliau membacakan ayat:
"Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang- orang yang bodoh." (QS. Al-A’raf [7]: 199). Kemudian beliau bersabda:
"Yaitu engkau menyambung (kekerabatan) terhadap orang yang memutusnya denganmu, engkau memberi terhadap orang yang menahannya (tidak mau memberi) kepadamu, dan engkau memaafkan orang yang menzalimimu.”
O Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari hadits Abu Darda’. Ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Perkara yang paling berat yang akan diletakkan di atas timbangan nanti pada hari kiamat adalah takwa dan akhlakyang baik."
O Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi bahwa Abu Dzar berkata, "Seseorang berkata kepada Rasulullah 'Nasi- hatilah aku.’ Beliau lalu bersabda:
'Bertakwalah engkau kepada Allah di manapun kau berada.'
‘Tambahkanlah kepadaku/ jawabnya. Beliau bersabda:
'Iringilah perbuatan jelekmu dengan kebaikan, niscaya (kebaikan) itu menghapusnya.’
'Tambahkanlah kepadaku/ Beliau bersabda:
'Pergaullah dengan akhlakyang baik'."
O Diriwayatkan oleh Abu Dawud, At- Tirmidzi, dan selain mereka berdua dari hadits Abu Hurairah. Ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya."
O DikeluarkanolehMuhammadbinNashr Al-Marwazi, "Ada seorang laki-laki yang datang menghadap Rasulullah Saw kemudian bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah Ad-Din itu?’ Beliau menjawab:
"Berakhlakyang baik."
Kemudian laki-laki itu menghampiri Nabi sg dari arah kanannya dan bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, apakah Ad-Din itu?' Beliau menjawab:
'Berakhlakyang baik.'
Kemudian laki-laki itu menghampiri Nabi dari arah kirinya lalu bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, apakah Ad- Din itu?’ Beliau menjawab, ‘Berakhlak yang baik.’ Kemudian laki-laki itu menghampiri Nabi dari arah belakangnya dan bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah apakah Ad-Din itu?' Beliau menoleh kepadanya lalu bersabda:
'Apakah engkau ini tidak mengerti? (Ad- Din) itu adalah engkau tidak marah’."
***
Inilah garis-garis besar dari teladan yang diberikan oleh Rasulullah Saw tentang sopan santun, etika, pekerti, dan pergaulan yang baik beserta akhlak. Maka hendaknya para orang tua menerapkannya dan melaksanakannya pada diri mereka masing-masing agar dapat memberikan teladan yang baik dan contoh mulia terhadap anak dan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Kemudian menuntun anak-anak melaksanakan etika, pekerti, dan sopan santun ini sehingga mereka bisa memaafkan orang yang menzaliminya, menyambung hubungan orang yang telah memutusnya, memberi kepada orang yang menahan pemberiannya, dan berbuat baik terhadap orang yang menyakitinya.
Dengan demikian, ia menjadi harapan umat manusia dan bagaikan malaikat yang berjalan di atas bumi. Semua itu hanya dengan melaksanakan firman Allah Swt :
"Jadilah engkau pemaaf dan perintah- kanlah orang mengerjakan yang mak-ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (QS. Al-A’raf [7]: 199).
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan carayang lebih baik, maka tiba- tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (QS. Fushshilat [41]: 34),
"... Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesala-
han) orang. Allah menyukai orang- orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali-'Imran [3]: 134)
Wahai orang tua dan para pendidik, Anda telah mengetahui betapa besar perhatian Rasulullah Saw terhadap masalah pendidikan moral anak-anak kalian. Anda telah mengetahui bahwa akhlak merupakanbuahkeimananyangmendalam dalam meluruskan kebengkokan anak- anak. Anda juga telah membaca tentang gambaran-gambaran yang buruk yang harus dijauhi anak.
Semua ini telah Anda ketahui, sehingga tidak ada cara lain yang harus dilaksanakan kecuali bersungguh-sungguh dalam melakukan kewajiban dan tanggung jawab terhadap siapa saja yang berhak menerima pendidikan, pengajaran, dan pengawasan. Ketahuilah, jika Anda lalai dari memberikan hak-hak putra-putri kalian dari segi akhlak, maka mereka akan melakukan penyimpangan dan berakhlak jelek. Kemudian mereka akan menjadi ancaman keamanan dan ketenteraman di tengah masyarakat. Bahkan banyak masyarakat yang akan lari meminta
bantuan karena mereka mendapati perlakuan jahat, kebobrokan moral, dan sosial darinya.
Oleh karena itulah, hendaknya Anda senantiasa mengingat Allah dalam mendidik anak. Laksanakanlah kewajiban Anda, kerahkan semua kekuatan Anda, dan laksanakanlah tanggung jawab yang dibebankan kepada Anda. Manakala kewajiban tersebut terlaksana dengan baik maka Anda akan melihat anak-anak Anda menjadi bunga yang wangi di dalam rumah, bulan purnama yang bersinar terang di tengah masyarakat, dan seperti "malaikat” yang berjalan di muka bumi dengan tenang.
“Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Aliah dan Rasui-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu (QS. At-Taubah [9]: 105)