Hujroh - Forum Pesantren Indonesia Alumni Pesantren Indonesia Forum      Misi Hujroh
 

Main juga kesini sul:
The Ghurfah Kisah Sukses Alumni Alumni di Luar Negeri Bisnis Online Hikayah fi Ma'had Railfans Dunia Pesantren Ekonomi Islam
Forum  Hujroh  The Ghurfah 
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN DENGAN PEND
Pages: [1]

(Read 359 times)   

liaapri

  • Abadan fi Ma'had
  • ***
  • liaapri No Reputation.
  • Join: 2020
  • Posts: 579
  • Logged

Aktivitas peserta didik selama pembelajaran sangat tinggi, membuktikan bahwa peserta didik antusias mengikuti pembelajaran menggunakan modul sebagai bahan ajar. Modul yang dikembangkan dengan pendekatan JAS mampu mendorong peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuannya dengan kehidupan sehari-hari seperti mengamati lingkungan sekitar. Selain hal tersebut, modul dengan pendekatan JAS yang digunakan sebagai bahan ajar juga berisi pengetahuan baru tentang kultur jaringan yang kemudian diaplikasikan dalam pembelajaran dengan praktikum. Hasil observasi menunjukkan saat pembelajaran menggunakan modul peserta didik aktif bertanya dan mencoba menjawab
 
pertanyaan dari guru atau peserta didik lainnya. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru dan mencatat poin-poin penting baik di catatan maupun langsung di modul, serta mengerjakan tugas-tugas dalam modul.
Praktikum kultur jaringan meliputi pembuatan dan sterilisasi medium, sterilisasi dan penanaman eksplan dilanjutkan perbanyakan plantet. Pembelajaran tentang kultur jaringan dapat dilakukan lebih maksimal karena ditunjang dengan adanya modul dan petunjuk kerja. Selama ini di SMA Negeri 1 Semarang pengetahuan tentang kultur jaringan yang ditransferkan guru ke peserta didik sangat minim karena guru kesulitan menemukan referensi di buku-buku SMA. Praktikum kultur jaringan sendiri termasuk baru untuk pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan, bahkan baru pertama kali dilakukan di SMA Negeri 1 Semarang. Dan ketika modul dengan pendekatan JAS yang memuat materi secara lengkap diterapkan baik guru maupun peserta didik sangat antusias. Keantusiasan tersebut memotivasi peserta didik untuk belajar dan bersungguh- sungguh pada saat mengikuti pembelajaran sehingga meningkatkan pemahaman peserta didik. Kualitas pemahaman peserta didik terhadap materi tercermin  dalam hasil belajarnya. Peserta didik antusias melakukan kegiatan eksplorasi, tanya jawab, menyampaikan pendapat maupun, pengamatan dan kerjasama dalam praktikum. Seperti yang dikatakan Sudjana (1998) bahwa ada banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar mengajar antara lain kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan tidak membosankan sehingga motivasi belajar peserta didik akan lebih tinggi serta hakekat belajar akan lebih bermakna sebab peserta didik dihadapkan  dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami
Setelah pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan menggunakan modul dengan pendekatan JAS sebagai bahan ajar selesai, dilanjutkan pengambilan data untuk menjaring pendapat peserta didik. Untuk memperoleh data pendapat peserta didik terhadap kelayakan modul, dilakukan dengan cara pembagian angket pada seluruh peserta didik. Wawancara tidak dilakukan pada peserta didik karena jumlah peserta didik sebagai sampel banyak sehingga akan menyita waktu. Selain itu dikhawatirkan peserta didik kurang leluasa dalam memberikan jawaban dan mengungkapkan pendapatnya, jawaban

kurang mengarah serta cenderung berbelit-belit. Data yang terkumpul kemudian dianalisis. Menurut peserta didik, modul materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dengan pendekatan JAS masuk kategori memenuhi kriteria. Yang dimaksud memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah memenuhi kriteria kelayakan. Hal ini dapat dilihat dari 73,9% berpendapat modul masuk kriteria layak dan 26,1 % berpendapat bahan ajar masuk kriteria sangat layak.
Dari analisis angket dapat terlihat bahwa bahan ajar sudah baik, menarik, mudah dipahami, jelas, materinya cukup lengkap, dapat memotivasi peserta didik untuk belajar dan meningkatkan aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Tetapi sebagian besar peserta didik berpendapat bahwa tugas-tugasnya agak sulit seperti tugas mebuat peta konsep. Rangkuman hasil angket peserta didik selengkapnya terdapat dalam lampiran 31 hal 140. Adanya kritik dan saran dari peserta didik digunakan sebagai masukan dalam perbaikan bahan ajar selanjutnya. Dengan harapan dapat bermanfaat untuk peningkatan kualitas dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran materi struktur dan fungsi  jaringan tumbuhan.
Berdasarkan hasil wawancara guru, diketahui bahwa pendapat guru terhadap kelayakan modul secara keseluruhan sudah baik. Guru berpendapat modul menarik, isinya dan tata bahasanya mudah dipahami, penyajiannya runtut dan sistematis, sesuai dengan SK dan KD, dapat meningkatkan aktivitas peserta didik sehingga sudah layak diterapkan dalam pembelajaran. Modul dapat membantu mempermudah guru dalam mengajar. Modul dapat digunakan sebagai referensi baru karena khusus untuk materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan lebih lengkap dan menarik dibandingan dengan buku-buku SMA lain yang biasa digunakan guru. Modul juga dapat digunakan sebagai referensi baru dalam menyusun bahan ajar sendiri pada materi lain. Saran dari guru adalah bahan ajar dan petunjuk kerja dijadikan satu bendel sehingga tidak hilang. Tugas-tugas yang diberikan masih proporsional untuk tingkatan SMA kelas XI, hanya saja untuk pemberian tugas peta konsep selama ini jarang diberikan guru sehingga peserta didik belum terbiasa. Dalam pembelajaran menggunakan modul sebagai bahan ajar dengan pedekatan JAS memerlukan waktu yang lebih banyak karena sebagian besar adalah praktikum, sehingga menuntut guru untuk memanfatkan

waktu secara efektif. Praktikum kultur jaringan baru pertama kali dilakukan di SMA Negeri 1 Semarang maka guru masih sering merasa kesulitan, sehingga banyak waktu yang terbuang. Semoga dengan adanya saran dari guru tersebut bahan ajar JAS ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Berdasarkan uraian di atas kelayakan modul materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dengan pendekatan JAS yang diterapkan di SMA Negeri 1 Semarang dapat dilihat dari penilaian dosen, hasil belajar, aktivitas peserta didik, dan tanggapan peserta didik dan guru terhadap modul. Apabila mengacu pada kriteria Ali maka modul struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dengan pendekatan JAS layak diterapkan dalam kegiatan pembelajaran karena rata-rata skor komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan dan komponen penyajian telah mencapai 83,35%. Tetapi, apabila mengacu pada kriteria BSNP modul masih perlu mengalami perbaikan sampai rata-rata skor komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan dan komponen penyajian ≥ 95%.
Kelayakan dari modul ini ditinjau dari hasil belajarnya telah mencapai indikator yang ditentukan. Menurut data yang diperoleh hasil belajarnya telah memenuhi target yaitu 98,5% tuntas belajar. Hasil belajar yang telah memenuhi target tersebut sudah dapat dilihat dari aktivitas peserta didik yang tinggi (97,1%). Hal ini juga didukung dari hasil tanggapan peserta didik (73,9%) berpendapat modul termasuk layak dan tanggapan guru yang positif terhadap penggunaan modul sebagai bahan ajar. Karena hasil belajar, aktivitas peserta didik, tanggapan peserta didik dan guru telah mencapai indikator yang ditentukan maka modul materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dengan pendekatan JAS layak diterapkan SMA Negeri 1 Semarang.