Hujroh - Forum Pesantren Indonesia Alumni Pesantren Indonesia Forum      Misi Hujroh
 

Main juga kesini sul:
The Ghurfah Kisah Sukses Alumni Alumni di Luar Negeri Bisnis Online Hikayah fi Ma'had Railfans Dunia Pesantren Ekonomi Islam
Forum  Lifestyle  Gaya Hidup Sehat 
Anda Termasuk Warga Negara Yang Bugar Atau Mager?
Pages: [1]

(Read 604 times - 1 votes) 
  

Co Hujroh

  • Abadan fi Ma'had
  • ***
  • Co Hujroh No Reputation.
  • Join: 2018
  • Posts: 2095
  • Logged
Anda Termasuk Warga Negara Yang Bugar Atau Mager?
« on: 16 Aug, 2018, 11:16:32 »

Anda Termasuk Warga Negara Yang Bugar Atau Mager?

April tahun lalu portal berita online Gatra News merilis data yang diterbitkan oleh WHO bahwa satu dari tiga orang Indonesia mengidap hipertensi.

H
ipertensi atau darah tinggi sama sekali tidak bisa dianggap enteng. Dari hipertensi, berpotensi menimbulkan penyakit-penyakit degeneratif lain, seperti jantung, stroke, kehilangan penglihatan, dan penyakit ginjal. World Health Organization juga mengung
 
kapkan, prevalensi atau angka kejadian hipertensi ternyata lebih tinggi pada perempuan ketimbang pada laki-laki.
Gejala ini disinyalir oleh WHO telah muncul sejak 2007. Bila dicek silang dengan data Kementerian Kesehatan, hasilnya menguatkan. Sebulan setelah WHO mengeluarkan
data, Kemenkes, lewat salah satu artikel di situs resminya, mengungkapkan bahwa sebagian besar kasus hipertensi yang terjadi di masyarakat belum terdiagnosis. Dari 31,7% angka prevalensi, hanya 7,2% yang mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi, dan hanya 0,4% saja yang minum obat hipertensi. Artinya, mayoritas penduduk Indonesia yang menderita hipertensi belum tahu bahwa ia menderita hipertensi.
Majunya Masa Degeneratif
Mari kita lihat potret kesehatan bangsa terkait penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif secara sederhana bisa diartikan sebagai penyakit yang mengiringi penuaan dan tidak menular. Biasanya penyakit-penyakit itu timbul di usia 40 tahun ke atas. Tercatat ada sekitar 50 penyakit degeneratif, di antaranya penyakit jantung, diabetes mellitus, obesitas, kardiovaskuler, osteoporosis, dan stroke.
Masih di medio tahun lalu, dr Ari Fahrial Syam, pakar penyakit dalam dari RSCM mengungkapkan di sebuah media online bahwa angka kejadian penyakit degeneratif di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, la tidak lagi hanya menyerang orang usia 40 tahun ke atas, tapi juga usia muda.
Usia 30-40 tahun adalah produktif. Bila penduduk usia produktif terserang penyakit degeneratif lebih cepat dari waktunya, maka masalahnya bukan lagi persoalan kesehatan berdampak pada produktivitas bangsa.
Apa yang menyebabkan ini terjadi? Menurut Ari, gaya hidup adalah kuncinya. kemunculannya (penyakit degeneratif, red) bisa menjadi lebih cepat pada orang dengan gaya hidup tidak sehat, bahkan di masa remaja sekalipun," jelasnya di inilah.com.
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007 menemukan sahwa 48,2% penduduk Indonesia berusia di atas sepuluh ranun kurang melakukan aktivitas fisik. Kebanyakan dari mereka perempuan, yaitu 34,5%. Sedangkan data dari kemendiknas diketahui pula pahwa tingkat kebugaran jasmani siswa SD, SMP, SMA/K di 17 provinsi masih rendah. Dari 12240 anak yang dites, 45% statusnya 'kurang', 38% sedang'dan 0%'baik sekali'. Kalau datanya seperti itu, wajar saja 15-20 tahun kemudian mereka mudah sekali terserang penyakit degeneratif.
Terbukti, sejak tahun 2007 kita memang sudah punya bakat untuk'mengembangkan pangsa pasar' penyakit degeneratif ke usia yang lebih muda. Membuat miris memang, bagaimana mungkin pelajar kita dapat belajar dengan baik dan meraih prestasi tinggi padahal status kebugaran jasmani mereka'sedang- sedang'saja?
Tak hanya itu, dua tahun kemudian saja, tepatnya 2009,
 
Kemenkes sudah mengeluarkan data tak sedap tentang kondisi kesehatan masyarakat Indonesia. Dari 200 jutaan penduduk, yang memiliki berat badan lebih ada 19,2%, pra- obesitas 17,3%, obesitas 6,3%, hipertensi 27,9%, gula darah (sewaktu) abnormal 6,9%, kolesterol (abnomal) 49,3%, dan kebugaran jasmani dengan status'kurang'dan 'kurang sekali'sebesar 60%.
Tes Kebugaran Jasmani
Kelabunya atmosfer kebugaran jasmani bangsa ini mendorong Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI), lembaga yang bernaung di bawah Kemenpora memprakarsai sebuah program bernama Pekan &Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (PTKJI). PTKJI yang diluncurkan pada 2011 di bawah pimpinan Haryono Isman diharapkan dapat membantu mendeteksi lebih dini gejala rendahnya kebugaran jasmani para pemuda dan mengarahkan mereka untuk hidup lebih aktif agar bugar dan tidak lagi mager alias malas gerak.
PTKJI terdiri dari dua bentuk kegiatan, yaitu kampanye penyadaran dan pemahaman tentang manfaat dan dampak kebugaran jasmani bagi kehidupan bangsa, serta tes kebugaran jasmani bagi tiga kelompok usia.Tiga kelompok usia itu adalah kelompok anak dan remaja (usia 7-18), pemuda (usia 19-30), dan dewasa (usia di atas 30).
Sampai kini belum ada data pasti bagaimana efektivitas program ini dalam mendeteksi kebugaran masyarakat. Namun bukan hal bijak bila kita cuma
menunggu. Mengambil langkah proaktif dengan mulai menjauhi kebiasaan dan pola hidup tidak sehat harus dilakukan sekarang juga. Selain meningkatkan aktivitas olah raga, makanan juga faktor penting. Kurangi makanan junk food dan sejenisnya yang tinggi kolesterol. Bila tidak, akibatnya bisa fatal. "Jika tidak ditangani dengan cepat, juga dapat menyebabkan kematian," tandas Ari.
Paparan ini tentu tidak bermaksud untuk menakut- nakuti, tapi menghadirkan kembali kewaspadaan dan kepedulian kita akan pentingnya menjaga nikmat sehat dari Allah swt yang sering kita lupakan. Mudah-mudahan
Allah swt menjauhkan kita dari kejatuhan setelah tertimpa tangga. Maksudnya, sudahlah kita sakit, dosa kufur nikmat pun menimpa. Naudzubillah. Lagi pula, dengan menjadi warga negara yang sehat dan produktif, kita membantu mewujudkan kehidupan bangsa yang lebih baik.