Hujroh - Forum Pesantren Indonesia Alumni Pesantren Indonesia Forum      Misi Hujroh
 

Main juga kesini sul:
The Ghurfah Kisah Sukses Alumni Alumni di Luar Negeri Bisnis Online Hikayah fi Ma'had Railfans Dunia Pesantren Ekonomi Islam
Forum  Knowledge  Aqidah 
KIAMAT KUBRA (HANCURNYA ALAM SEMESTA)
Pages: [1]

(Read 875 times - 1 votes) 
  

Co Hujroh

  • Abadan fi Ma'had
  • ***
  • Co Hujroh No Reputation.
  • Join: 2018
  • Posts: 2095
  • Logged
KIAMAT KUBRA (HANCURNYA ALAM SEMESTA)
« on: 29 Jun, 2018, 18:26:25 »

KIAMAT KUBRA (HANCURNYA ALAM SEMESTA)

Allah SWT. berfirman:

”Manusia bertanya kepadamu tentang hari Kiamat. Katakanlah, sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat, hanya disisi Allah. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat waktunya. (Qs. Al-Ahzab: 63)

1.   Awal Alam Semesta :
Sebagaimana Firman Allah SWT :

"Dan apakah orang-orang yang kafir itu tidak mengetahuibahwasanya langit dan bumi itu dahulu keduanya bersatu padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup itu dari air, maka mengapa mereka juga tidak beriman? (Qs. Al-Anbiyaa : 30)

2.   Pengertian hancurnya Alam Semesta :
Hancurnya Alam Semesta, adalah meliputi:
Bumi:
Yakni yang terdiri dari segala mahluk yang berkedudukan diruang lingkupnya antara lain :
 
a.   Mahluk/ benda yang tidak bernyawa, seperti lapisan tanah, gunung, lautan, sungai, bangunan dan lainnya.
b.   Mahluk yang bernyawa, seperti manusia, jin, iblis, syeitan, binatang, ikan, tumbuh-tumbuhan dan lainnya.
Langit :
Yakni yang, terdiri dari segala mahluk yang berkedudukan diruang lingkupnya, antara lain :
a.   Mahluk/ benda yang tidak bernyawa, seperti tujuh lapis langit, matahari, bulan, bintang maupun planet-planet lainnya.
b.   Mahluk yang bernyawa, yakni para Malaikat.
Adapun yang berkedudukan diluar Alam Semesta (diatas langit yang ketujuh), seperti Arsy, Surga, Neraka, Lauh Mahfuzh, Qolam (pena), dan lainnya, terdapat perbedaan pendapat atau pandangan tentang hal ini, karena :
a.   Ada yang berpendapat, bahwa Surga dan Neraka itu, belum diciptakan oleh Allah SWT.
b.   Ada yang berpendapat, bahwa Arsy, Surga, Neraka, Lauh Mahfuzh, Qolam dan lainnya akan hancur ketika terjadinya hari Kiamat, dan kemudian diciptakan oleh Allah SWT. lagi kembali seperti semula.
c.   Memang tidak ditemukan Ma’lul (yang jadi ’illat) berupa dalil-dalil, baik dari Al-Qur’an maupun Hadits shahih yang menjelaskan bahwa Arsy, Surga, Neraka dan lainnya hancur ketika terjadi hari Kiamat, namun dapat diyakini bahwa Arsy, Surga, Neraka dan lainnya adalah ”.Muhdats. (yang diadakan/ dijadikan oleh Allah) atau disebut ”Baharu. (ciptaan Allah). Maka boleh jadi bahwaArsy,Surga, Neraka dan lainnya itu, adalah baharu yang bersifat qadim, karena diciptakan oleh Allah untuk selama-lamanya. 
Lantas bagaimana dengan Firman Allah, dibawah ini?
” Tiap-tiap sesuatu itu akan binasa, kecuali Allah. (Qs. Al-Qashash . 88)
Yang dimaksud dengan Ayat tersebut diatas, boleh jadi bahwa segala sesuatu itu bisa hancur/ binasa, (dalam arti) sesuatu itu akan hancur/ binasa, apabila dikehendaki oleh Allah, kecuali Allah sendiri. Karena Allah SWT. adalah Dzat yang qadim, yakni Dzat yang tidak akan binasa. Dan adapun selain Allah, semuanya adalah : ,fBaharu. Sedangkan baharu diadakan/ diciptakanNya, adalah :
*   Hanya sebatas ketentuan yang dikehendaki oleh Sang Penciptanya.
*   Bisa kekal selama-lamanya (bersifat qadim), karena dikehendakiNya.
Dengan kesimpulan yang demikian, maka pendapat inilah yang lebih mendekati pada kebenaran.Wallahu a’lam

3.   Sangkakala:
Sangkakala adalah alat tiup berupa terompet, yang berbentuk seperti tanduk raksasa, yang terbuat dari Cahaya (Nur) dan jarak lingkarannya seluas bumi dan langit.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Mujahid ra. bahwa bentuk dariSangkakala itu, seperti terompet. Menurut riwayat : Abu Hurairah ra. berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah Saw. “Ya. Rasulallah. Apa itu Sangkakala? Nabi Saw. menjawab : ”Tanduk Bagaimana keadaannya? Nabi Saw. menjawab : ”,Ia besar sekali. Demi Tuhan yang menggenggam jiwaku, sesungguhnya salah satu lingkaran didalamnya, luasnya seluas langit dan bumi. (At-Tadzkirah : Oleh Imam Qurthubi)
 
4.   Tiupan Sangkakala I.(pertama) :
Adapun istilah Tiupan Sangkakala itu, terdiri dari 3 (tiga) macam:
a.   Nafkhat Al-Faza’ (Tiupan yang mengejutkan).
Sebagaimana Firman Allah SWT :

”Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup Sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah. (Qs. An-Naml: 87)
b.   Nafak ha t Ash-Sha'iq (Tiupan yang mematikan).
Sebagaimana Firman Allah SWT :

”Dan ditiuplah Sangkakala, maka matilah siapa yang dilangit dan yang dibumi, kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah. (Qs. Az-Zumar; 68)
c. Nafkhat Al-Qiyam/Al-Ba ’ts (Tiupan yang membangkitkan). Sebagaimana Firman Allah SWT :
”Kemudian ditiup Sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan masing-masing) (Qs. Az-
Zumar: 68)
Dalam hal ini terdapat dua pendapat, tentang berapa kali ditiup Sangkakala, antara lain : 
Pendapat pertama:
Sangkakala itu ditiup sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu :
1.   Nafkhat Al-Faza’, yaitu tiupan pertama yang mengejutkan dan tanda dimulainya huru-hara hari Kiamat.
2.   Nafkhat Ash-Sha’iq, yaitu tiupan kedua yang mematikan seluruh mahluk, kecuali yang dikehendaki Allah.
3.   Nafkhat Al-Qiyam/AI-Ba’ts, yaitu tiupan ketiga yang membangkitkan untuk menghadap kepada Allah SWT. di padang Mahsyar.
Pendapat kedua:
Sangkakala itu ditiupkan hanya 2 (dua) kali, yaitu :
1.   Nafkhat Ash-Sha ’iq, yaitu tiupan pertama yang mematikan dan sekaligus dimulainya huru-hara hari Kiamat, yang memusnahkan dan melenyapkan langit dan bumi. Adapun Nafkhat Al-Faza’ (tiupan yang mengejutkan) dengan Nafkhat Ash-Sha ’iq (tiupan yang mematikan) adalah merupakan tiupan yang santa, dengan alasan, bahwa didalam kedua Ayat itu terdapat persamaan, antara lain :
a.   Kalimat ”Fasha’iqa. Maknanya : Matinya mahluk adalah mati karena terkejut.
b.   Didalam kedua Ayat tersebut, sama-sama ditemukan kalimat pengecualian, yaitu : "kecuali yang dikehendaki oleh Allah.
c.   Pendapat ini boleh jadi mengacu pada Ayat seperti tersebut dibawah ini, sebagaimana Firman Allah SWT :

”Pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan Alam, tiupan pertama itu disusul dengan tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut. (Qs. An-Naazi'at: 6-8)
d.   Pendapat ini diperkuat lagi dengan Hadits seperti tersebut dibawah ini:
Dari Abu Hurairah ra. katanya, bahwa Rasulullah Saw. bersabda :

”Jarak antara dua tiupan (Sangkakala) ada empat puluh (tahun). Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit, maka tumbuhlah mereka sebagaimana tumbuhnya sayur- sayuran, dan tidak ada sesuatu dari manusia, melainkan telah binasa, kecuali tulang pangkal belakang (ekor) manusia, dan daripadanyalah disusun kembali kejadian manusia pada hari Kiamat. (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Maka dengan uraian Hadits ini, jelaslah bahwa Sangkakala itu ditiup hanya dua kali, karena kalimat Jarak antara dua tiupan, adalah menunjukkan makna : Antara tiupan pertama dengan tiupan kedua.
2.   Nafkhat Al-Qiyam/ Al-Ba’ts. Yaitu tiupan kedua, yang membangkitkan untuk menghadap kepada Allah SWT. di padang Mahsyar.
Maka pendapat inilah yang dianggap lebih kuat dan lebih mendekati pada kebenaran.

5.   Huru-hara hari Kiamat:
Allah SWT. berfirman :

"Hai manusia. Bertakwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya kegoncangan hari Kiamat itu adalah kejadian yang amat dahsyat. (Qs. Al-Hajj: l)
Setelah semua manusia dimuka bumi ini tidak ada lagi yang mengucapakan kalimat Allah.Allah, karena semuanya telah menjadi kafir, lalu muncullah api yang sangat besar dari lembah Adn, di Yaman dan dari laut Hadramaut yang menggiring manusia ketempat-tempat mereka berkumpul, kemudian menyusul pula muncul dikawasan Hijaz, dan seterusnya meluas dan menyebar keseluruh penjuru bumi, maka mulailah laut meluap dan menjadi panas, karena bumi mulai memuntahkan isi perutnya berupa api dan lahar yang panas. Sebagaimana Firman Allah SWT :

"Dan apabila lautan dijadikan meluap. (Qs. Al-Infithar: 3) Dan lagi Firman Allah SWT :

'Dan apabila lautan dipanaskan. (Qs. At-Takwir: 6)
Maka ketika itu bumi mulai retak dan pecah dimana-mana, dan mulai bergoncang dengan segoncang-goncangnya,lalu memuntahkan isi perutnya yang berat-berat, manusia pun mulai merasa takut, sambil bertanya-tanya, dan bumi pun memberi tanda atau alamat akan kehancurannya. Sebagaimana Allah SWT. berfirman :

”Apabila bumi digoncang dengan goncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan isinya yang berat-berat. Dan
 manusia bertanya-tanya : Mengapa bumi (jadi begini)? Pada hari itu bumi memberitahukan berita (kehancurannya). <Qs. Az-zalzalah : 1-4)
Pada hari itu, bumi dan gunung-gunung dibenturkan, muka gunung-gunung pun hancur, bagaikan kapas yang berhamburun. Langit pun terbelah, matahari dan bulan juga menjadi pecah, bintang-bintang pun saling bertabrakan dan berjatuhan, pura Malaikat menyingkir kepenjuru-penjuru langit, lalu mereka diturunkan bergelombang-gelombang. Ketika itulah K i amat terjadi, Malaikat Israfil meniupkan Sangkakala yang perlumu, maka terkejutlah seisi Alam, lalu seluruh mahluk mati seketika itu, kecuali yang dikehendaki oleh Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT :
" Maka apabila Sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur, maka pada hari itu terjadilah hari Kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan para Malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan Malaikat, menjunjung Arsy Tuhanmu dialas (kepala) mereka. (Qs. Ai-Haaqqah: 13-17)
Dalam Surah lain, Allah SWT. berfirman :

"Dan ditiuplah Sangkakala, maka mati (terkejut) lah siapa yang di langit dan di bumi, kecuali yang dikehendaki oleh Allah. (Qs. Az-Zumar: 68)

6.   Tentang pengecualian :
Adapun tentang mahluk yang dikecualikan oleh Allah (tidak mati) dalam tiupan Sangkakala pertama, para Ulama juga berbeda pendapat, karena tidak ditemukan keterangan atau Nash yang menjelaskan hal ini. Beberapa kemungkinan dapat diterima dari:
a.   Mereka yang berpendapat bahwa yang dikecualikan itu, adalah delapanMalaikat pemikul Arsy, maka pendapat ini ada benarnya, karena mengacu kepada Firman Allah SWT :

”Dan pada hari itu delapan Malaikat menjunjung Arsy Tuhanmu diatas (kepala) mereka. (Qs. Al-Haaqqah: 17)
b.   Mereka yang berpendapat bahwa yang dikecualikan itu, adalah para Malaikatpemikul Arsy, penjaga Surga, penjaga Neraka, danpenjaga LauhMahfuzh maupun penjaga Qolam (pena). Pendapatinijuga ada benarnya, sebab kedudukan mereka semuanya berada diatas langit yang ketujuh atau di luar Alam Semesta, yang tidak terkena huru-hara hari Kiamat.
c.   Mereka yang berpendapat bahwa yang dikecualikan itu, adalah para Bidadari, Wildan dan penduduk Surga lainnya (orang yang lebih dahulu masuk kedalamnya), juga ada benarnya, karena mereka adalah penghuni Surga, bukankah setiap orang yang masuk kedalamnya adalah penghuni keabadian, karena Surga itu diciptakan oleh Allah untuk selama-lamanya.
d.   Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam kitabnya At-Tadzkirah mengatakan, bahwa Yahya bin Salam berkata : "Telah sampai kepadaku berita, bahwa sisa terakhir dari seluruh mahluk, ialah Jibril, Mikail dan Israfil dan Izrail (Malaikat maut).Sesudah ituAllahSWT. memerintahkan Izrail mencabut
 
nyawa Jibril, Mikail dan Jsrafillalu yang terakhir Allah SWT. memerintahkan Izrail mencabut nyawanya sendiri. Juga pendapat ini ada benarnya, sebab Israfil lah yang meniup Sangkakala, tentulah ia masih dalam keadaan hidup ketika meniup Sangkakala, lalu bukankah Izrail juga yang mencabut nyawa Israfil?Hanya Allah lah yang mengetahui siapa-siapa yang dikehendaki-Nya.

7.   Pergantian bumi dan langit:
Setelah bumi dan langit hancur berantakan, maka tiada lagi gunung-gunung dan lautan, matahari telah digulung, dan bulan serta bintang-bintang berserakan dan telah bersatu dengan bumi, maka semuanya menjadi gelap gulita. Kemudian Allah SWT. mengirim angin yang amat dahsyat, menyapu segala sesuatu yang ada dipermukaannya, hingga menjadi datar, dan tidak ada yang lebih rendah dan tidak pula ada yang lebih tinggi, maka jadilah iu suatu hamparan yang sangat luas, yang akan dijadikan Alluh menjadi padang Mahsyar. Allah SWT. berfirman :

”Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah :’’Tuhan-ku akan menghancurkannya (di hari Kiamat) dengan sehancur-hancurnya. Maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar, samasekali tidak ada sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi. (Qs. Thaahaa: 105-107)
Setelah itu Allah SWT. menurunkan hujan, dan muncullah mereka seperti tumbuhnya jamur atau sayur-sayuran, masih dalam keadaan tidak bergerak.
Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: 

"Jarak antara dua tiupan (Sangkakala) ada empat puluh (tahun). Kemudian Allah SWT. menurunkan hujan dari langit, maka tumbuhlah mereka, sebagaimana tumbuhnya jamur atau sayur- sayuran, dan tidak ada sesuatu dari manusia, melainkan telah musnah, kecuali tulang pangkal belakang (ekor) manusia, dan daripadanya disusun kembali kejadian manusia pada hari Kiamat. (HR. Imam Bukhari dan Muslim)
Kemudian Allah SWT. menggantikan bumi dengan”Sahirah, atau bumi yang baru. Sebagaimana Allah SWT. berfirman :

"Maka dengan sertamerta mereka hidup kembali di permukaan bumi (yang baru). (Qs. An-Naazi’aat: 14)
Kemudian Allah SWT. juga menggantikan langit dengan langit yang baru. Sebagaimana Firman-Nya :
"(yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain, dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul, menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa, lagi Maha Perkasa. (Qs. Ibrahim: 48)
Jarak antara dua tiupan (Sangkakala) ada empat puluh (tahun), dimana ketika itu Alam Semesta masih kosong atau sunyi sepi, karena semua mahluk telah binasa, dan bumi pun telah diganti dengan bumi yang baru, demikian pula dengan langit, sedangkan Alam Semesta masih dalam keadaan gelap gulita, dan pada ketika itulah Allah SW T. mengukuhkun diri-Nya sebagai  "Penguasa/ Raja di hari Kiamat. Sebagaimana Firman-Nya :

"(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur mereka), tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman) : "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa, lagi Maha Perkasa. (Qs. Al-Mu 'min : 16)
Dari Abu Hurairah ra. katanya, bahwa Rasulullah Saw. bersabda :
"Kelak di hari Kiamat, Allah Tabaaraka wa Ta'aala akan menggenggam bumi dan menggulung langit dengan tangan kanan-Nya. Kemudian Dia berfirman: "Aku lah Raja (Penguasa), mana dia raja-raja bumi? (HR. Imam Bukhari dan Muslim)(Shahih : Al Bukhari (7382) dan Shahih : Muslim (2887)