Hujroh - Forum Pesantren Indonesia Alumni Pesantren Indonesia Forum      Misi Hujroh
 

Main juga kesini sul:
The Ghurfah Kisah Sukses Alumni Alumni di Luar Negeri Bisnis Online Hikayah fi Ma'had Railfans Dunia Pesantren Ekonomi Islam
Forum  Knowledge  Review Buku 
Mereka Yang Mereguk Makna Di Tanah Suci
Pages: [1]

(Read 7325 times - 1 votes) 
  

Co Hujroh

  • Abadan fi Ma'had
  • ***
  • Co Hujroh No Reputation.
  • Join: 2018
  • Posts: 2095
  • Logged
Mereka Yang Mereguk Makna Di Tanah Suci
« on: 08 May, 2018, 14:58:10 »

Mereka Yang Mereguk Makna Di Tanah Suci

Apakah pelajaran yang dapat dipetik dari mereka yang pernah menunaikan ibadah haji?

Haji adalah evolusi manusia menuju Allah. Demikian Ali Syari’ati pernah bertutur dalam buku bertajuk Hajj yang masyhur itu. Memang, pada ibadah rukun Islam yang kelima ini sejumlah perubahan diri manusia kerap terjadi. Ada sebuah perkembangan batin yang berbeda, yang dialami seseorang yang berhaji selepas menunaikannya.
Peziarah baitullah (rumah Allah) ini seperti menemukan nilai-nilai baru tentang diri, Tuhan dan kehidupan sekelilingnya. Entah itu hanya sekadar persoalam remeh te- meh semata, ataupun perkara yang jauh dijangkau logika. Semuanya begitu membekas di lubuk hati. Semuanya meninggalkan kesan spritual dan kerinduan untuk kembali berhaji.
Sejumlah rekaman kesan spiritual dan pelajaran berharga itulah yang disodorkan buku Pergilah Selagi Muda: Catatan Ringan Ibadah Haji Wartawan Kompas. Karena itu, menjadi hal yang sangat lumrah bila wartawan harian Kompas yang berkesempatan menunaikan ibadah haji
mengabadikannya dalam sebuah tulisan (baca: reportase). Meski, sebagian tulisan, buku ini hanya berupa reportase yang pernah dimuat, namun sebagian besar dalam buku ini juga memuat tulisan berdasarkan pengalaman pribadi wartawan yang belum terpublikasikan di Kompas. Kenapa? Karena pengalaman haji adalah segenap pengalaman yang tidak akan ada habis-habisnya untuk diceritakan, untuk diambil manfaatnya bagi yang belum melaksanakan panggilan Allah swt. tersebut. (hal. xi).
Beberapa kisah unik dan menarik berhamburan dalam buku ini. Mulai dari seputar apa yang perlu dilakukan bila mendapat kabar duka dari Tanah Air, bagaimana kesempatan haji itu datang secara tiba-tiba, bagaimana bila kehilangan barang berharga, ada apa dengan Mina, nikmatnya minum teh di Jabal Nur, hingga apa yang perlu dilakukan bila sebagai seorang wanita berhaji tanpa pendamping. Ada juga tulisan yang mengisahkan pengalaman sebagai mufhaw/'f (pembimbing haji), beberapa keperluan dan kebutuhan yang harus diperhatikan dalam berhaji, menjadi tamu kehormatan Pemerintah Kerajaan arab Saudi hingga pengalaman mengunjungi tempat-tempat suci di Mekah dan Madinah, (hal. xi)
Sebagai contoh, tengok saja secuil pengakuan ini, “Cobaan memang bisa datang
pada serombongan orang, misalnya bus yang ditumpangi hanya berputar-putar ibarat tak tahu tujuan untuk melempar jumrah di Mina, tetapi juga bisa dialami oleh perorangan. Kami sendiri mengalaminya, namun setelah melantunkan istighfar, mohon ampun pada Allah swt., dan berjanji akan berbuat lebih baik dari sebelumnya, semuanya pun berlalu.” (hal.16)
Ada juga yang seperti ini, “Saya teringat pernah menertawakan teman yang bercerita menangis sesenggukan saat melihat bangunan itu. Kini,
Bahkon, konon,
segenap
pengalaman
spiritual yang
memperkaya batin
itu memang
dimiliki oleh setiap
J
 jemaah haji arimana pun asalnya, siapapun orangnya.
hal sama terjadi pada diri saya, ternyata nikmat Allah saya rasakan ketika berdiri di depan Ka’bah, dan terasa air mata mulai menetes." (hal. 34) Yang lebih unik lagi, ada wartawan yang bertutur, “Satu peristiwa yang juga tak pernah bisa saya lupakan adalah munculnya suara gemuruh di tengah Masjidil Haram. Konon, suara gemuruh seperti suara pesawat terbang yang akan take off itu dipercayai oleh sejumlah jemaah haji sebagai suara “pesawat” para malaikat karena munculnya.” (hal.
 
125) Dan banyak lagi pengalaman sejenis yang memang tak bisa diverifikasi dengan j pendekatan logika yang ter- maktub dalam karya kompilasi ini.
Bahkon, konon, segenap ! pengalaman spiritual yang 1 memperkaya batin itu memang f dimiliki oleh setiap jemaah haji darimana pun asalnya, siapa-? pun orangnya.
Tepat kiranya bila si pe- j nyunting buku memberi judul Pergilah Selagi Muda. Sebab, mereguk makna spiritual di f tanah suci sungguh sangat disayangkan bila harus menunggu usia senja.
Karena itu, sebagai sebuah buku ‘panduan' alter-j natif, buku ini memang sangat layak dibaca, baik untuk mereka mereka yang masih menimang-nimang pergi haji, mereka yang hendak menunaikan ibadah haji, maupun untuk mereka yang sudah menunaikannya. Tak salah bila Syari’ati berseru, "Wahai engkau yang tercipta dari lumpur! Cari dan ikutilah ruh Allah. Terimalah undangannya, tinggalkan kampung halamanmu untuk ‘menjumpai’ Dia yang sedang menunggumu!"


Judul         : Pergilah Selagi muda: Catatan Ringan Ibadah Haji
                   wartawan Kompas
Penyunting : BambangSP
Tebal         :          XVI+ 176 hal
Penerbit     : Penerbit Buku Kompas
Cetakan     : I (Desember 2005)

arifluqman682

  • Qudama
  • *
  • arifluqman682 No Reputation.
  • Join: 2016
  • Posts: 126
  • Logged
Re: Mereka Yang Mereguk Makna Di Tanah Suci
« Reply #1 on: 08 Aug, 2018, 12:54:53 »
minimal sekali seumur hidup kita harus bisa haji gan ya