Hujroh - Forum Pesantren Indonesia Alumni Pesantren Indonesia Forum      Misi Hujroh
 

Main juga kesini sul:
The Ghurfah Kisah Sukses Alumni Alumni di Luar Negeri Bisnis Online Hikayah fi Ma'had Railfans Dunia Pesantren Ekonomi Islam
Forum  Knowledge  Sains & Teknologi 
Tahap Awal Penciptaan Manusia (Nutfah)
Pages: [1]

(Read 5930 times - 1 votes) 
  

Co Hujroh

  • Abadan fi Ma'had
  • ***
  • Co Hujroh No Reputation.
  • Join: 2018
  • Posts: 2095
  • Logged
Tahap Awal Penciptaan Manusia (Nutfah)
« on: 06 Sep, 2018, 21:32:03 »

Tahap Awal Penciptaan Manusia (Nutfah)

Syaikh Az-Zindani pernah bertemu dengan seorang profesor dari Amerika bernama Profesor Marshall. la salah seorang ilmuwan terkemuka. Kami berkata padanya, "Al-Qur'an menyebutkan bahwa manusia diciptakan dalam beberapa tahap." Saat mendengar ini, dia langsung terkejut kemudian bertanya, "Dalam beberapa tahap?" Kami menjawab, "Kitab yang memberitahu kami bahwa manusia diciptakan dalam beberapa tahap ini diturunkan pada abad ke-7."
Dia berkata, "Ini tidak mungkin! Tidak mungkin!" Kami bertanya, "Mengapa Anda berkesimpulan seperti itu? Allah  berfirman:
"Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tiada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (QS. Az-Zumar: 6)
Di dalam Al-Qur'an juga disebutkan:

"Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran
Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu
dalam beberapa tingkatan kejadian." (QS. Nuh: 13-14)
Profesor ini kemudian duduk kembali dan berkata, setelah merenung beberapa saat, "Saya memiliki beberapa tanggapan. Ada tiga kemungkinan tentang hal ini:
Satu: Muhammad memiliki mikroskop besar yang dengannya dia dapat mempelajari ilmu ini dan tahu apa yang orang lain tidak ketahui. Sehingga dia dapat menyampaikan ilmu ini.
Dua: Pengetahuan ini hanya kebetulan saja.
Tiga: Dia adalah utusan Allah."
Kami berkata, "Untuk hipotesis pertama bahwa Muhammad ^ memiliki mikroskop atau alat semacamnya; Anda tahu bahwa untuk membuat sebuah mikroskop diperlukan lensa, dan lensa memerlukan kaca, keahlian, dan juga peralatan. Selain itu, beberapa informasi tersebut tidak dapat diperoleh tanpa menggunakan mikroskop elektron yang bergantung pada listrik. Sedangkan listrik memerlukan teknologi yang ditemukan lebih awal. Oleh karena itu, tidak mungkin bagi satu generasi untuk menemukan sains ini dalam satu waktu; harus ada generasi sebelumnya yang telah mengembangkan sains itu sebelumnya, untuk diteruskan ke generasi berikutya.
 
Perkembangan awal embrio manusia: sel telur matang-sel telur yang sudah dibuahi-embrio-
morula-blastocyst

Apakah mungkin juga pada saat itu, hanya ada satu orang yang memiliki teknologi ini dan tidak ada orang sebelum maupun setelah Muhammad yang memilikinya, baik di kotanya, di kota- kota tetangganya, atau negeri-negeri tetangganya, bahkan bangsa Romawi, Persia, dan Arab tidak tahu mengenai teknologi ilmiah itu? Apakah mungkin bahwa hanya ada satu orang yang memiliki seluruh peralatan teknologi canggih seperti itu dan dia tidak mewariskan untuk siapapun setelahnya? Apakah mungkin hal seperti itu terjadi?"
Profesor itu pun berkata, "Argumen Anda benar."
Kami kemudian berkata, "Mengenai hipotesis kedua bahwa hal tersebut mungkin hanya kebetulan. Apakah pendapat Anda jika kami berkata bahwa Al-Qur'an tidak menyebutkan fakta ini pada satu ayat saja, melainkan pada beberapa ayat dan tidak menyebutkannya dalam ringkasan tapi dengan detil, menjelaskan apa yang terjadi pada tiap tahap; dapatkah kita menyebutnya sebagai sebuah kebetulan?"
Saat kami menjelaskan tahapan-tahapan itu padanya, sebagaimana yang disebutkan dalam detil yang menakjubkan di dalam Al-Qur'an yang mulia, dia berkata, "Tidaklah patut jika hal ini dianggap sebagai kebetulan. Ini adalah sains yang telah dipikirkan dengan matang."
Kami bertanya padanya, "Jadi, bagaimana Anda menginterpretasikan hal ini?"
Dia berkata, "Saya tidak bisa menginterpretasikan ini selain mengatakan bahwa ini adalah wahyu yang diturunkan."
Sebuah tetesan (zigot) terdiri dari air mani seorang laki-laki dan sel telur wanita. Satu spermatozoa telah mempenetrasi sel telur wanita dan membuahinya, sehingga sel telur menolak spermatozoa lainnya. Inilah bagaimana proses penciptaan sebuah makhluk terjadi. Ini adalah tahap pertama dari perkembangan manusia. Dan inilah yang dimaksud dalam Al-Qur'an pada ayat:
 
t"

0 j
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)." (QS. Al-Mukminun: 12-13)
Dalam bahasa Arab, zigot disebut sebagai nutfah yang berarti tetesan, atau setetes cairan. Dalam tetesan inilah setiap karakteristik seorang manusia tersimpan. Allah berfirman:
 
ijr? 0 JAJLU- fj£,\ j-jA 0 joJli
\   > ,*• c* *   ^ ** \ 't ** 't \9 't
"Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya." (QS. Abasa: 17-19)
Siapakah yang memberitahu pemimpin kita, Muhammad m bahwa seluruh detil sifat seorang manusia telah ditentukan dalam tetesan ini? Kita juga memahami—melihat apa yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad i§—bahwa salah satu dari apa yang telah ditentukan dalam tetesan ini adalah apakah makhluk yang sedang dalam penciptaan ini akan menjadi seorang laki-laki atau perempuan.
Apakah ada seseorang yang pernah membayangkan nasib dari setetes cairan, apakah dia akan menjadi seorang laki-laki atau perempuan, telah ditentukan pada saat tetesan itu dikeluarkan? Al- Qur'an menyebutkan:

"Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang- pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan." (QS. An-Najm: 45-46)

Siapa yang dapat memberitahu Muhammad   jika bukan
Apenemuan mikroskop elektron pada tahun 1940 an. Hal itu berarti baru ditemukan setengah abad yang lalu.
Baru setelah itu ditemukan adanya kromosom jantan dan betina (masing-masing dikenal sebagai kromosom X dan Y). Karena itu, pada awal abad ke-20, manusia tidak tahu bahwa kromosom jantan dan betina telah ditentukan di dalam zigot, tetapi sebuah kitab telah mengungkapkan fakta ini lebih dari 14 abad yang lalu, dan menetapkannya dalam kalimat yang jelas. Jika seseorang melihat ke dalam buku-buku Tafsir, ia akan tahu bahwa mereka semua menegaskan hal tersebut.