Hujroh - Forum Pesantren Indonesia Alumni Pesantren Indonesia Forum      Misi Hujroh
 

Main juga kesini sul:
The Ghurfah Kisah Sukses Alumni Alumni di Luar Negeri Bisnis Online Hikayah fi Ma'had Railfans Dunia Pesantren Ekonomi Islam
Forum  Knowledge  Sains & Teknologi 
Indera Pendengaran Mengungguli Indera Penglihatan
Pages: [1]

(Read 427 times)   

Co Hujroh

  • Abadan fi Ma'had
  • ***
  • Co Hujroh No Reputation.
  • Join: 2018
  • Posts: 2095
  • Logged
Indera Pendengaran Mengungguli Indera Penglihatan
« on: 01 Sep, 2018, 07:04:43 »

Indera Pendengaran Mengungguli Indera Penglihatan

Allah swt. berfirman:
"... Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (QS. Al-lsra: 36)
Kata 'pendengaran' dan turunannya disebutkan 185 kali di Al- Qur'an, sementara kata 'penglihatan' dan turunannya disebutkan 148 kali. Setiap kali kata 'pendengaran' disebutkan, yang dimaksud adalah mendengar kata-kata dan suara dan mengenali informasi yang diberikan melalui pendengaran; sementara kata 'penglihatan disebutkan dalam rujukan kepada melihat cahaya, tubuh, dan gambar secara fisik, dan hanya disebutkan 88 kali. Di tempat-tempat lain di mana kata 'penglihatan' disebutkan, yang dimaksud adalah persepsi intelektual dan renungan atas perwujudan alam semesta dan kehidupan, atau apa yang diterima dan didengar oleh manusia dari pertanda dan perkataan.
Kata 'pendengaran' dan 'penglihatan' disebutkan bersamaan dalam 38 ayat. Salah satu contohnya adalah ayat berikut:

"Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur." (QS. Al-Mu'minun: 78)

"Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-halyang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya." (QS. Al-Ahqaf: 26)

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS An-Nahl: 78)

"Katakanlah, 'Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati'. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur." (QS. Al-Mulk: 23)

"Katakanlah, 'Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?' Maka mereka akan menjawab, 'Allah'. Maka katakanlah ‘Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?'" (QS. Yunus: 31)

"...Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya)." (QS. Hud: 20)
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat" (QS. Al-lnsan: 2)
Kata-kata 'tuli' dan 'buta' disebutan bersamaan pada delapan ayat. Pada kebanyakan dari ayat ini, kata 'tuli' disebutkan sebelum kata 'buta'. Contohnya adalah sebagai berikut:
"Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka." {QS. Muhammad: 23)
"Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Al-Baqarah: 18)

"Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti." (QS. Al-Baqarah: 171)
"Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta." (QS. Al-Furqan:
73)

Pada ayat-ayat suci ini, akan terlihat bahwa kata 'pendengaran' disebut sebelum kata 'penglihatan', tanpa kecuali. Kita perlu bertanya: Apakah hal ini menunjukkan sesuatu yang spesial?
Jawaban dari pertanyaan ini—melihat informasi awal yang kita miliki mengenai kedua indera tersebut—mungkin terlihat sulit.

Secara anatomi dan fisiologi telah diketahui bahwa satu saraf optik (penglihatan) terdiri dari jutaan serabut saraf sementara saraf auditori (pendengaran) hanya terdiri dari tiga puluh ribu serabut saraf. Secara fisiologi juga telah diketahui bahwa dua pertiga dari seluruh saraf sensorik di tubuh merupakan saraf optik; tidak lebih dari 12% dari total informasi sensorik dikirim ke tubuh melalui sistem auditori, sementara sekitar 70% dari total informasi sensorik dikirim ke tubuh melalui sistem optik. Kalau begitu, mengapa indera pendengaran didahulukan dan disebutkan sebelum indera penglihatan pada hampir seluruh ayat?

Pasti ada alasan yang belum kita temukan. Jika kita melihat fakta-fakta ilmiah yang ada sekarang, pada embriologi, anatomi, fisiologi, dan ilmu kedokteran, jawaban dan keajaiban ilmiah di dalam ayat-ayat suci tersebut akan menjadi nyata bagi kita. Sampai sekarang, apa yang kita telah ketahui dari fakta-fakta yang ada adalah sebagai berikut:

Perkembangan organ auditori dan optik terjadi hampir pada saat yang bersamaan ketika awal kehidupan janin. Bagian pertama dari komponen auditori (oticoptic placode) mulai muncul di akhir minggu ketiga janin sementara komponen optik (optic placode) mulai muncul di awal minggu keempat janin.

Bagian telinga dalam pada janin berkembang dari oticoptic placode ini. Pada minggu keempat, muncul membran koklea atau 'rumah siput' yang tumbuh secara horizontal. Pada minggu kedelapan, membran itu berkembang menjadi dua setengah kali lipatnya, dan membentuk struktur lengkapnya yang mirip rumah siput. Rumah siput ini kemudian diselubungi tulang rawan pada minggu ke-18. Perkembangan berlanjut hingga ukurannya mencapai ukuran normal manusia dewasa pada akhir minggu ke-
21, saat organ pendengaran tumbuh dan sel-sel kapiler sensorik yang mengelilingi tepi syaraf auditori muncul. Dengan ini, bagian telinga dalam telah berkembang dengan sempurna dan cukup matang untuk mencapai ukuran normalnya pada orang dewasa. Bagian telinga dalam juga siap berfungsi untuk mendengar pada bulan kelima dalam kehidupan janin.

Seperti yang akan kita lihat, bagian telinga ini dapat secara independen merasakan suara dan mentransmit sinyalnya ke otak tanpa perlu adanya dukungan dari bagian telinga tengah dan luar. Tulang-tulang pendengaran pada telinga tengah, otot, saluran Eustachius, membran gendang telinga, serta liang telinga eksternal terbentuk di antara minggu ke-10 sampai 20. Mereka kemudian terhubung ke bagian telinga dalam pada minggu ke-21. Selain itu, bentuk dari lapisan aurikula (daun telinga) mulai terbentuk pada awal bulan kelima dan terus tumbuh sampai minggu ke-32.

Untuk mata, lapisan retina yang fotosensitif (sensitif cahaya) belum terintegrasi penuh hingga minggu ke-24 dan lapisan bagian dalam (medulla) tidak akan menyelubungi serabut syaraf optik agar dapat berfungsi secara efektif hingga 10 minggu setelah kelahiran bayi. Selain itu, kelopak mata dari janin akan tertutup hingga minggu ke-26 kehamilan.

Dari informasi di atas, dapat dilihat bahwa bagian telinga dalam pada janin berkembang dewasa dan mampu mendengar di bulan kelima kehamilan, sementara mata tidak akan terbuka dan lapisan fotosensitif-nya tidak akan berkembang hingga bulan ketujuh kehamilan. Bahkan saat itu, saraf optik belum cukup berkembang untuk mengirim sinyal cahaya secara efektif dan mata belum mampu melihat apapun karena mereka tenggelam dalam tiga lapisan kegelapan.

Pendengaran dan penglihatan: Secara ilmiah telah ditetapkan bahwa bagian telinga dalam dari janin sensitif terhadap suara pada bulan kelima kehamilan. Janin dapat mendengar suara gerakan usus dan detak jantung ibunya. Kemampuan mendengar ini menghasilkan sinyal saraf pada telinga dalam, saraf aditori, dan
bagian pendengaran pada otak. Suara-suara ini dapat direkam dengan peralatan laboratorium. Ini adalah bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa janin dapat mendengar suara pada tahap awal kehidupannya.

Sinyal-sinyal saraf semacam ini hanya dapat direkam di organ penglihatan janin setelah kelahirannya.
Penting juga untuk diketahui bahwa suara-suara biasanya mencapai telinga dalam melalui dua cara:

Pertama: melalui telinga luar dan tengah yang terisi dengan udara pada manusia biasa.

Kedua: melalui tulang tengkorak. Getaran suara pertama-tama bergerak melalui udara dan kedua melalui tulang tengkorak yang merupakan transmiter baik untuk suara. Telinga luar dari janin terisi dengan semacam serabut dan semacam cairan.
Cairan juga transmiter suara yang baik.

Saat kita mencelupkan kepala ke dalam air sambil berenang, kita dapat mendengar suara dengan jelas. Hal ini menunjukkan bahwa janin dapat mendengar suara yang mencapai telinga dalamnya melalui tulang tengkorak ataupun telinga luar yang terisi dengan cairan dan jaringan.

Di sisi lain, janin tidak dapat melihat apapun selama kehidupan dalam rahim, bukan hanya karena kegelapanyang menyelubunginya, tetapi juga karena kelopak matanya yang tertutup, retinanya yang belum matang dan belum lengkapnya saraf visual hingga tahap- tahap terakhir kehidupan janinnya.

Pembentukan indera pendengaran dan penglihatan yang lengkap: Janin dapat mendengar suara-suara dengan normal beberapa hari setelah kelahirannya, setelah semua cairan dan sisa-sisa jaringan di dalam telinga bagian tengahnya dan yang mengelilingi tulang-tulang pendengarannya telah diserap. Pendengaran bayi menjadi tajam beberapa hari setelah lahir.

Menurut hasil pengamatan, manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mulai mendengar suara saat masih dalam rahim. Adapun beberapa hewan-hewan mulai mendengar suara beberapa saat setelah mereka lahir. Hal ini diperjelas dengan contoh-contoh berikut:

Manusia mulai mendengar suara lebih dari 16 minggu sebelum kelahirannya; babi mulai mendengar suara lima-enam jam setelah kelahirannya; kucing mulai mendengar suara 5-6 hari setelah kelahirannya; kelinci mendengar suara 7 hari setelah kelahirannya, sementara anjing mendengar suara 10 hari setelah kelahirannya.

Indera penglihatan sangat lemah pada saat kelahiran, bahkan hampir tidak ada. Sangat sulit bagi bayi yang baru lahir untuk membedakan antara cahaya dan kegelapan. Dia hanya dapat melihat gambar yang kabur. Matanya bergerak-gerak tanpa mampu fokus pada objek apapun. Namun pada umur tiga bulan, dia mulai mengenali wajah ibunya atau botol susunya dan dapat mengikuti gerakan mereka dengan matanya. Saat umurnya sudah 6 bulan, dia mampu membeda-bedakan wajah orang. Setelah itu penglihatannya semakin fokus. Penglihatannya terus berkembang hingga anak itu mencapai umur 10 tahun.