Dari sisi kelembutan akhlaknya kepada para shabahat, sangat banyak sekali sehingga tidak mungkin untuk dihitung. Anas berkata, "Demi Allah, aku telah melayani Nabi Saw selama 10 tahun. Namun, beliau belum pernah mengatakan ah padaku. Dan aku belum pernah mendengar beliau mengomentari sesuatu pada apa yang aku lakukan, 'Kenapa engkau melakukan ini?’ Atau mengomentari yang tidak aku lakukan, ‘Mengapa engkau tidak melakukan ini dan itu?’" (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Abu Nu'aim, Anas berkata, "Nabi Saw tidak pernah mencelaku, tidak pernah memukulku, tidak pernah membentakku, tidak pernah bermuka masam, dan beliau tidak pernah menghukumku ketika memerintah sesuatu kepadaku, lalu aku bermain-main dahulu. Jika ada salah seorang dari keluarganya yang menegurku, beliau berkata, 'Biarkan saja dia, kalau ia mampu niscaya ia akan mengerjakannya'."
Diriwayatkan dari 'Aisyah , ia ditanya, "Bagaimana Rasulullah Saw ketika sendirian di rumahnya?” ‘Aisyah menjawab, "Beliau adalah orang yang paling lembut, murah senyum, mudah tertawa. Beliau tidak pernah menjulurkan dua kakinya di hadapan para shahabatnya."
Hal itu karena keagungan etika beliau dan kesempurnaan wibawa yang dimilikinya.
Diriwayatkan dari 'Ali, "Ammar meminta izin kepada Nabi Saw untuk masuk, maka beliau mengenali suaranya. Beliau berkata:
"Selamat datang kepada orang yang baik dan membuat baik orang lain."
(HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad)
Diriwayatkan dari Anas bahwa Nabi Saw bertemu dengan seseorang, maka beliau berkata kepadanya, "Wahai fulan, bagaimana keadaanmu?" Laki-laki itu menjawab, 'Alhamdulillah, baik.” Lalu Nabi Saw berkata kepadanya:
"Semoga Allah menjadikanmu baik."
(HR. Ahmad)
Diriwayatkan dari Jarir bin ‘Abdullah Al-Bajalli, "Ketika Nabi Saw diutus, aku datang kepadanya. Beliau bertanya, 'Apa yang membawamu datang kemari?' Aku berkata, ‘Aku datang untuk masuk Islam.’ Maka beliau memberikan kainnya kepadaku, sembari berkata:
'Apabila datang kepada kalian seorang yang mulia dari satu kaum, maka muliakanlah mereka'." (HR. Ath-Thabrani)
Samak bin Harb berkata, "Aku berkata
kepada Jabir bin Samurah, 'Apakah engkau pernah duduk-duduk bersama Rasulullah Saw?' Jabir menjawab, ‘Ya, sering. Rasulullah Saw tidak akan beranjak dari tempatnya melaksanakan shalat Subuh sampai terbitnya matahari. Dan ketika matahari telah terbit, beliau berdiri. Sedangkan para shahabat sedang berbincang-bincang mengingat perkara di masa jahiliyah, sampai mereka tertawa dan beliau hanya tersenyum’." (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Anas, "Jika Nabi Saw (masin hidup) beliau pasti bercanda dengan kami. Sampai beliau berkata kepada salah seorang saudaraku, ‘Wahai Abu 'Umair, bagaimana keadaan nughair (nama burung)?’ Karena Abu ‘Umair pernah memiliki seekor burung, lalu mati. Sehingga a bersedih karenanya. Maka Nabi Saw berkata kepadanya, ‘Wahai Abu ‘Umair, bagaimana keadaan nughair?'” (HR. Al- Bukhari dan Muslim)
Berangkat dari sarana-sarana positif ini yang digunakan Nabi Saw dalam berinteraksi dengan para shahabatnya, sampai anak- anak sekali pun, membuat para shahabat sangat mencintai beliau dengan setulus hati. Mereka rela berkorban demi beliau, seperti yang diterangkan Allah dalam firman-Nya:
"...Dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul..." (QS. At-Taubah [9]: 120)
Mereka tidak pernah mendahulukan orang lain selain beliau.
Adapun bukti cinta mereka yang tulus adalah seperti yang tergambar dalam perkataan Amirul Mukminin, Ali, ketika ditanya tentang kecintaan para shahabat kepada Rasulullah Saw. Maka Ali menjawab, "Rasulullah Saw adalah orang yang paling kami cintai daripada harga, anak, ayah, dan ibu kami. Beliau juga orang yang paling kami cintai daripada air yang dingin ketika kami kehausan."
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Ibnu Ishaq bahwa seorang perempuan dari kaum Anshar, ayahnya, saudaranya, dan suaminya telah terbunuh menjadi syuhada’ pada perang Uhud bersama Rasulullah Ketika ia diberitahukan tentang hal itu, ia berkata, "Lalu bagaimana keadaan Rasulullah Saw?” (ia langsung menanyakan keselamatan Rasulullah). Mereka menjawab, "Beliau baik-baik, alhamdulillah, sebagaimana yang engkau harapkan." Perempuan tersebut berkata, "Tunjukkan di mana beliau, agar aku dapat melihatnya.” Ketika ia melihatnya, ia berkata, "Semua musibah menjadi ringan, setelah mengetahui engkau selamat.”
Bukti lain kecintaan mereka yang dalam, mereka tidak bisa bersabar ketika berpisah dengan beliau, baik di dunia maupun akhirat.
Diriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Tsauban mendatangi Nabi Saw lalu berkata, "Wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai daripada keluarga dan hartaku. Jika aku mengingatmu, aku merasa tidak tenang sampai aku bertemu denganmu. Kemudian aku teringat akan kematianku dan kematianmu, maka aku tahu bahwa engkau pasti ketika masuk surga menduduki derajat yang tinggi bersama para nabi. Sedangkan aku seandainya masuk surga, pasti aku tidak akan pernah bertemu denganmu.” Maka turunlah ayat ini:
"Dan barangsiapa yang menaati Aliah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yana sebaik-baiknya." (QS. An- Nisa’ [4]: 69]
Maka Nabi Saw mendoakannya dan membacakan ayat tersebut kepadanya. (HR. Ath-Thabrani)
Tangisan mereka terhadap Nabi Saw menjadi salah satu bukti kecintaan mereka yang tulus dan mendalam ketika mengingat Rasulullah Saw. Ibnu Sa'ad meriwayatkan dari 'Ashim bin Muhammad dari ayahnya, ia berkata, "Setiap kali aku mendengar Ibnu ‘Umar menyebutkan tentang Rasulullah Saw, pasti kedua matanya menangis.”
Diriwayatkan juga oleh Ibnu Sa'ad dari Anas, "Setiap malam aku pasti melihat kekasihku Rasulullah Saw Kemudian ia menangis.
Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dengan sanad yang baik, dari Bilal bahwa ketika ia singgah di Badari (sebuah tempat dekat Syam] ia bermimpi melihat Nabi Saw (yaitu setelah beliau wafat] di mana beliau berkata, "Wahai Bilal, mengapa ada jarak di antara kita? Kapankah engkau mengunjungiku?" Maka Bilal langsung terbangun dengan rasa sedih dan takut, la pun segera menaiki untanya dan langsung menuju Madinah. Setelah itu, ia mendatangi kuburan Nabi Saw dan langsung menangis meletakkan wajahnya di atas kubur beliau.
Al-Hasan dan Al-Husain pun datang, lalu Bilal langsung memeluk mereka berdua dan menciumnya. Mereka berdua berkata, "Kami sangat ingin mendengar azanmu yang pernah engkau kumandangkan untuk Rasulullah Saw di masjidnya.” Lalu Bilal naik ke atas masjid dan berdiri di tempat ia dulu berdiri di sana. Maka ketika ia mengucapkan, "Allahu Akbar, Allahu Akbar" Madinah
bergetar. Lalu ketika ia mengucapkan, "Asyhadu alla ilaha illallah," Madinah semakin bergetar. Ketika ia mengucapkan, "Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah," kaum perempuan keluar dari tempat- tempat mereka seraya berkata, "Apakah Rasulullah Saw telah dibangkitkan? Maka tidak pernah terlihat orang yang paling banyak menangis di Madinah sepeninggal Rasulullah Saw daripada hari itu."
Hal itu disebabkan mereka teringat Rasulullah Saw ketika mendengar azan Bilal, muazin Rasulullah Saw.
Ramainya tangisan para shahabat ketika walatnya Nabi Saw, juga merupakan salah satu tanda kecintaan mereka terhadap besiau. Al-Waqidi meriwayatkan dari Ummu Salamah, ia berkata, "Ketika ka ni berkumpul, kami menangis karena wafatnya Rasulullah Saw sehingga kami tidak tidur. Dan ketika itu (jenazah) Rasulullah Saw berada di rumah, kami menghibur diri dengan melihat beliau di atas ranjang. Tiba-tiba kami mendengar suara alat yang sedang menggali pada dini hari. Bilal pun melantunkan azan fajar dengan napas keras. Maka kesedihan kami menjadi bertambah. Orang-orang kemudian masuk ke kubur beliau, lalu mereka ditahan agar tidak ikut masuk ke liang kubur ketika beliau sedang dikubur.”
Ummu Salamah berkata, "Sungguh suatu musibah. Tidak ada satu musibah yang menimpa kami setelah itu melainkan musibah itu terasa ringan, jika kami ingat musibah yang menimpa kami dengan meninggalnya Rasulullah
Berdasarkan pemaparan tentang sarana dan cara positif yang Rasulullah Saw, lakukan dalam membuat orang- orang mencintai beliau, jelaslah bahwa di antara asas yang paling besar dalam membentuk pribadi muslim yang sejati, mendidiknya dengan budi yang luhur, dan membiasakannya dengan akhlak yang mulia adalah dengan menguatkan ikatan kecintaan, persaudaraan, dan saling memahami di antara pendidik dan anak. Untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan pendidik dan melihat anak tumbuh di tengah taman orang-orang shaleh dan bertakwa.
Jika Anda, sebagai pendidik, ingin anak Anda merespons seruan Anda, mendengarkan nasihat dan bimbingan Anda, maka yang harus Anda lakukan adalah melakukan tuntutan Islam dalam membuat anak mencintai Anda, dan mengikuti teladan Nabi Saw dalam bermuamalah dengan para shahabatnya. Dengan cara tersebut, maka Anda telah menjalani cara mendidik yang baik, yang selanjutnya Anda pun dapat memiliki hati anak Anda dan kecintaannya terhadap Anda. Sehingga anak akan menerima semua arahan dan nasihat Anda.
6. Selalu Menjalankan Manhaj Pendidikan
Di antara tanggung jawab pendidik yang harus sangat diperhatikan adalah menerapkan manhaj tarbawi secara kontinu kepada anak setiap saat, sehingga anak terbiasa melakukannya hingga pada masa yang akan datang. Ketika ia
melakukannya, ia akan menemukan segala hal yang bersifat edukatif sebagai suatu kebiasaan yangmerasukke dalam perasaan dan hatinya. Berikut paparan tentang manhaj yang diambil dari tuntunan Islam, semoga Anda dapat menjalankannya:
a. Pada waktu subuh/pagi hari
Hal paling indah yang menemani Anda dan anak bangun tidur adalah dzikir kepada Allah, yaitu dengan membaca doa yang ma’tsur dari Rasulullah Saw:
"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kita setelah mematikan kita, dan hanya kepada-Nyalah kita kembali." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
"Tidak ada tuhan kecuali Engkau, Mahasuci Engkau, ya Allah aku memohon ampun kepada-Mu terhadap dosa-dosaku, dan aku meminta rahmat- Mu. Ya Allah tambahkanlah kepadaku ilmu, janganlah Engkau selewengkan hatiku setelah Engkau memberiku hidayah, dan berilah aku rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (HR. Abu Dawud)
Kemudian jika anak ingin masuk ke kamar mandi, ajarkanlah kepadanya etika masuk kamar mandi dan etika istinja’ (bersuci dari buang air dengan air)
□ Ajarkan kepada anak untuk mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke kamar mandi dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar darinya. Karena, Nabi mencontohkan untuk mendahulukan yang kanan jika dalam hal yang baik dan mendahulukan yang kiri pada hal yang kotor.
Ajarkan anak ketika masuk ke kamar mandi membaca doa yang ma'tsur:
"Ya Allah, aku berlindung kepada- Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan lainnya)
□ Ajarkan kepada anak untuk tidak membawa sesuatu yang terdapat lafal Allah. Seperti yang diriwayatkan oleh Ashabu As-Sunan (Abu Dawud, At- Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah), dari Anas, ia berkata, 'Apabila Rasulullah Saw masuk ke kamar mandi, beliau meletakkan cincinnya yang berukirkankan Muhamad Rasulullah.” Hadits ini diriwayatkan juga oleh Al-
Hakim.
□ Ajarkan anak untuk tidak terlihat orang ketika buang air besar. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Jabi, "Bahwa Nabi jika buang air besar, beliau menjauh sampai tidak dilihat seorang pun.” (HR. Abu Dawud)
□ Ajarkan anak untuk tidak menghadap kiblat atau membelakanginya saat buang air besar.
Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al- Anshari bahwa Nabi Saw bersabda:
"Apabila kalian buang air besar, maka janganlah kalian menghadap atau membelakangi kiblat. Akan tetapi, menghadaplah ke timur atau ke barat (sela.n kiblat)" [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
□Ajarkan anak untuk tidak buang air di tempat orang-orang berteduh, di jalan yang dilalui orang-orang, dan tempat- tempat mereka duduk. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
“Jauhilah dua perkara yang dapat menyebabkan laknat (kutukan)." Beliau ditanya, 'Apakah dua penyebab datangnya kutukan itu? Beliau bersabda, “Yaitu, buang air (besar atau kecil) di jalanan orang-orang dan tempat mereka berteduh.” [HR. Muslim dan Ahmad]
□ Ajarkan anak untuk tidak berbicara sama sekali ketika buang air. Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa ada seorang laki-laki yang melewati Nabi Saw[saat beliau sedang buang air kecil]. Maka laki-laki itu mengucapkan salam kepada beliau, namun beliau tidak menjawabnya.” [HR. Muslim dan lainnya)
□ Ajarkan untuk bersuci dari kencing dan menjauhi najis agar tidak terkena pakaian atau badannya. Karena kebanyakan siksa kubur itu disebabkan oleh tidak bersuci setelah kencing.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda:
“Bersucilah kalian dari kencing, karena kebanyakan siksa kubur disebabkan darinya.” [HR. Ad-Daraquthni)
□ Ajarkan untuk tidak bersuci dari buang air dengan tangan kanan. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa Nabi Saw bersabda:
"Apabila salah seorang dari kalian kencing, maka janganlah memegang dzakarnya dengan tangan kanannya, dan jangan beristinja’ dengan tangan kanannya, dan jangan bernapas di dalam wadah(bejana]."(HR.Al-Bukhari dan Muslim)
□ Ajarkan anak untuk beristinja’ dengan kertas dan air, karena menyatukan antara kertas dan air itu lebih utama. Seperti yang diriwayatkan dari Anas m bahwa Rasulullah Saw bersabda kepada penduduk Quba:
"Sesungguhnya Allah telah memuji kalian dengan sangat baik dalam bersuci. Apakah yang telah kalian lakukan?" Mereka menjawab, “Kami menyatukan antara batu dan air dalam beristinja." (HR. Al-Bazzar, Ibnu Majah, dan Al-Hakim)
□ Ajarkan anak ketika keluar dari kamar mandi untuk mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa ma’tsur:
"Aku memohon ampunan-Mu." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dariku dan menyehatkanku"(HR. Ibnu Majah)
Terdapat juga dalam riwayat lain yang mengajarkan:
,
"Segala puji bagi Allah yang telah membuatku merasakan kenikmatannya, menetapkan padaku kekuatannya, dan menghilangkan dariku penyakitnya."
□ Ajarkan kepada anak ketika keluar kamar mandi untuk mencuci kedua tangannya dengan air dan sabun. Seperti yang diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah, "Aku pernah bersama Nabi Saw. Maka beliau masuk ke kamar mandi untuk buang air. Kemudian
beliau berkata:
'Waha ]arir, berikan padaku alat untuk bersuci.'
Maka aku pun membawakannya air. Beliau kemudian bersuci dan berisyarat dengan tangannya, lalu menggosok-gosokkannya dengar tanah." (HR. An-Nasa'i}
Kemudian mulailah berwudhu bersama anak:
□ Jelaskan kepadanya bahwa wudhu dapat menghapuskan dosa. Seperti yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu lalu ia membasuh wajahnya, maka keluarlah dari wajahnya setiap kesalahan yang ia lihat dengan kedua matanya bersama air, atau bersama tetesan air terakhir. Kemudian ketika ia mencuci kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya setiap kesalahan yang ia lakukan oleh kedua tangannya bersama air, atau bersama tetesan air terakhir. Lalu ketika ia mencuci kedua kakinya, maka keluarlah setiap kesalahan yang dilakukan kakinya bersama air, atau tetesan air terakhir, sampai ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa." (HR. Muslim]
□ Ajarkan doa yang ma’tsur setelah ia selesai berwudhu:
"Aku bersaksi bahwa tidak ada ilahyang berhak disembah kecuali Allah Yang Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya." (HR. Muslim dan Ahmad]
"Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobatdan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci." (HR. At-TirmidziJ
"Mahasuci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi tidak ada ilah yang hak disembah kecuali Engkau, aku meminta ampun kepada- Mu dan aku bertobat kepada-Mu." (HR. An-Nasa'i)
□ Ajarkan untuk shalat dua rakaat setiap setelah berwudhu. Seperti yang diriwayatkan dari ‘Uqbah bin Amir Al- Juhni, Rasulullah Saw bersabda:
“Tidaklah seorang muslim berwudhu lalu ia sempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua rakaat dengan menghadapkan hati dan wajahnya, kecuali wajib baginya surga." (HR. Muslim dan Ahmad)
Kemudian mulailah shalat malam yang ringan bersamanya. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah Saw bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kalian berdiri shalat di waktu malam, maka bukalah dengan dua rakaat yang ringan." (HR. Muslim dan Abu Dawud]
Sebelum shalat, berdoa dulu dengan doa tahajjud. Seperti yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ia berkata, "Jika Rasulullah berdiri pada malam hari untuk tahajjud, beliau mengucapkan:
Ya Allah ya Rabb kami, bagi-Mu segala puji, Engkau adalah pemelihara langit dan bumi dan semua yang berada di dalamnya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau adalah cahaya langit dan bumi dan semua yang berada di dalamnya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau adalah Raja langit dan bumi dan semua yang berada di dalamnya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau adalah kebenaran, janji-Mu benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, firman-Mu adalah benar, neraka adalah benar, surga adalah benar, oara nabi adalah benar, dan Muhammad adalah benar, dan Hari Akhir c dalah benar. Ya Allah hanya kepada Mu aku berserah diri, hanya kepada Mu aku beriman, hanya kepada- Mu aku bertawakal, hanya kepada-Mu aku kembali, hanya karena-Mu aku berbantah-bantahan, danhanyakepada- Mu aku berhakim. Maka ampunilah aku atas apa-apa yang telah aku perbuat dahulu ianyang akan datang, dan atas apa-apa yang aku sembunyikan dan apa yang aku tampakkan. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengakhirkan, tiada ilah yang hak disembah selain Engkau, dan tiada ilah setain Engkau" (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Untuk shalat malam tidak ada batas rakaat tertentu, maka shalatlah semampunya dan permudahlah. Shalatlah dua
rakaat dua rakaat. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar bahwa Nabi Saw bersabda:
"Shalat malam itu dua-dua, maka apabila engkau takut Subuh, maka
shalatlah Witir satu rakaat." (HR. Al- Bukhari dan Muslim)
□ Salah satu keutamaan shalat malam adalah sebagai jalan menuju ke surga. Abdullah bin Salam meriwayatkan bahwa Nabi Saw bersabda:
"Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, dan shalat malamlah ketika orang-orang sedang tidur, kalian pasti masuk surga dengan selamat." (HR. At-Tirmdzi)
□ Orang yang melakukan shalat malam ditulis di sisi Allah sebagai orang yang suka berdzikir. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Sa'id, ia berkata bahwa Rasulullah Saw
"Apabila seseorang membangunkan istrinya pada malam hari, lalu mereka berdua shalat atau shalat dua rakaat bersama-sama, maka keduanya ditulis sebagai orang-orang yang suka ber- dzikir dari laki-laki dan perempuan." (HR. Abu Dawud)
□ Sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan penghapus dosa- dosa. Abu ‘Umamah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Hendaklah kalian melakukan shalat malam, karena ini adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, (sebagai cara untuk) mendekatkan diri kepada Rabb kalian, penghapus terhadap dosa-dosa, dan pencegah dari berbuat dosa." [HR. At-Tirmidzi)
Kemudian shalat Subuhlah di masjid. Ajarkan anak doa setelah adzan. Seperti yang diriwayatkan Abdullah bin Amr bin Al-Ash , bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Apabila kalian mendengar azan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkannya (muazin) . Kemudian bershalawatldh kepadaku, karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah pasti bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintalah kepada Allah wasilah untukku. Karena, wasilah itu adalah satu kedudukan yang tidak layakkecualihanya untuksalahseorang hamba Allah, dan aku berharap akulah hamba tersebut. Maka barangsiapa yang memintakan untukku wasilah, ia pasti mendapatkan syafaat." (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Doa setelah azan yang shahih dari Rasulullah "Barangsiapa yang membaca ketika mendengar azan:
Ya Allah Rabb Pemilik panggilah yang sempurna ini dan shalat yang akan didirikan ini, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan keutamaan, dan tempatkanlah ia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan! Maka ia pasti mendapatkan syafaatku pada hari Kiamat" (HR. Al-Bukhari)
□ Ajarkan anak keutamaan shalat jamaah di masjid. Seperti yang diriwayatkan dari Burasdah bahwa Nabi Saw bersabda:
"Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid-masjid, (bahwa ia akan mendapatkan) cahaya sempurna pada hari Kiamat." (HR. Abu Dawud dan At- Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah m bahwa Nabi Saw, bersabda:
"Barangsiapayang bersuci di rumahnya, kemudian ia pergi ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan salah satu kewajiban Allah, maka langkah-langkah (kakinya) itu, langkah (kaki)yang satu menghapus kesalahan, dan langkah lainnya mengangkat derajat.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian sebesar dua puluh tujuh derajat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
□ Ajarkan anak bacaan tasbih dan doa setelah selesai shalat.
Abu Hurairah m berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa yang bertasbih (membaca subhanallah) tiga puluh tiga kali di akhir setiap shalat, bertahmid (membaca al-hamdulil-Lah) tiga puluh tiga kali, dan bertakbir (Allahu Akbar) tiga puluh tiga kali, dan bacaan itu adalah sembilan puluh Sembilan, kemudian mengucapkan penyempurna menjadi seratus, 'Tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa lagi tidak ada sekutu bagi-Nya, milik- Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatunya’ maka diampuni dosa-dosanya walaupun banyaknya seperti buih di lautan." [HR. Muslim)
Doa setelah shalat Shubuh dan Maghrib:
"Ya Allah lindungilah aku dari api neraka." [Dibaca sebanyak) tujuh kali. [HR. Abu Dawud)
"Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu surga.” [Dibaca sebanyak) delapan kali.
Doa setelah shalat:
"Ya Allah, Engkaulah keselamatan dan dari-Mu lah keselamatan, Mahamulia Engkau, wahai yang memiliki kemegahan dan kemuliaan." [HR. Muslim)
''Tidak ada ilah yang hak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa lagi tidak ada sekutu bagi-Nya, milik- Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala puji, yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dialah yang Mahakuasa atas segala sesuatunya." Sepuluh kali. [HR. At-Tirmidzi)
"Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir (mengingat-Mu), bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada- Mu." [HR. Abu Dawud)
"Ya Allah, jagalah aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu." (HR. At-Tirmidzi)
Lalu membaca ayat Kursi, surat Al- Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Nas.
Lalu membaca, "Subhanallah, alham- dulillah, can Alldhu Akbar," 33 kali. (HR. Muslim]
Kemudian untuk menyempurnakan seratus ucapkanlah:
"Tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Aliah Yang Maha Esa lagi tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya." (HR. Muslim)
Dan doa-doa ma'tsurah lainnya...
Jelaskan pula kepada anak makruhnya shalat sunnah setelah shalat Subuh dan Asar. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Tidak ada shalat setelah Subuh sampai matahari meninggi dan tidak ada shalat setelah Asar sampai matahari hilang di ufuk." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Jelaskan padanya makruhnya shalat ketika terbit matahari, saat matahari di atas kepala, dan ketika terbenam. Seperti yang diriwayatkan dari 'Uqbah bin Amir "Ada tiga waktu di mana Rasulullah Saw melarang kami melakukan shalat padanya atau menguburkan jenazah. Ketika terbit matahari sampai meninggi, ketika matahari di atas kepala sampai tergelincir, dan ketika matahari condong untuk terbenam sampai terbenamnya." (HR. Muslim dan yang lainnya)
Kemudian lakukan dzikir pagi bersama anak, sebab terdapat perintah dan anjuran untuk melakukannya. Allah berfirman:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu ..." (QS. Al-Baqarah [2]: 152)
"Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A‘raf [7]: 205)
"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang." (QS. Al- Ahzab[33]: 41-42)
Rasulullah bersabda:
"Ada dua kalimat yang ringan di lisan namun berat dalam timbangan (amal), dan dicintai Ar-Rahman (yaitu), ‘Mahasuci Allah dan dengan memuji- Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung'." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda:
“Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat) Rabbnya dan yang tidak berdzikir (mengingat) Rabbnya bagaikan yang hidup dan yang mati." (HR. Al-Bukhari)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah., "Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw, lalu ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, semalam aku menemukan seekor kalajengking yang menyengatku.’ Beliau bersabda, ‘Seandainya engkau pada saat sore harinya mengucapkan:
'Aku berlindung kepada kalimat- kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan yang telah Dia ciptakan,'
pasti kalajengking itu tidak akan membahayakanmu." (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Saw apabila pada pagi hari, beliau mengucapkan:
"Ya Allah, dengan nama-Mu kami memasuki pagi hari, dengan nama-Mu kami memasuki sore hari, dengan nama- Mu kami hidup, dan dengan nama-Mu kami mati, dan hanya kepada-Mu lah kami dibangkitkan."
Dan apabila waktu sore, beliau mengucapkan:
"Ya Allah, dengan nama-Mu kami memasuki sore, dengan nama-Mu kami hidup, dan dengan nama-Mu kami mati, can hanya kepada-Mu lah kami kembali." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Kemudian bacalah beberapa ayat Al- Qur'.mbersamaanakAnda. Karena,terdapat hadits-hadits shahih yang menerangkan tentang keutamaan membaca Al-Qur'an. Diriwayatkan dari Abu Umamah mi bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Bacalah Al-Qur'an, karena pada hari Kiamat ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari 'Utsman bin Affan, Rasulullah Saw bersabda:
Diriwayatkan dari Ibnu Mas‘ud, Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan, 'aliflam mim'itu satu huruf, tetapi 'alif' satu huruf, iam' satu huruf, dan 'mim' satu huruf." (HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, 'Haditsnya hasan shahih’)
Maka dari itu, jangan sampai Anda dan anak Anda lupa belum membaca Al- Qur'an, walaupuan hanya beberapa ayat saja. Dan sebaik-baiknya amal adalah yang dilakukan secara berkesinambungan, walaupun sedikit.
Kemudian lakukan olahraga bersama anak, sebagai pengamalan firman Allah:
"Sebaik-baik orang di antara kalian ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari)
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi..."[QS. Al-Anfal [8]: 60)
dan sabda Rasulullah Saw:
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Dan masing-masing memiliki kebaikan." (HR. Muslim)
Bertolak dari permisalan-permisalan penyegaran, sikap-sikap hiburan, serta prinsip-prinsip pembentukan dan persiapan yang garis-garis karakteristiknya telah dicontohkan Nabi Saw secara nyata agar menjadi qudwah bagi para pendidik (sebagaimana yang telah kita bicarakan sebelumnya), kegiatan olahraga ini meliputi, lari, gerak badan, loncat, gulat, angkat beban, dan lainnya. Alangkah indahnya ketika seorang pendidik bersama dengan orang yang menjadi tanggung jawabnya dapat menyatukan antara ibadah dan jihad, antara rohani dan jasmani, antara kesungguhan dan senda gurau, antara agama dan dunia, dan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Sungguh mulia seorang pendidik, ketika ia dapat menampakkan Islam yang aplikatif melalui arahan dan perbuatannya. Selain itu juga menunjukkan Islam yang toleran dan muamalah yang baik kepada buah hati.
Kemudian bersama anak lakukanlah kegiatan untuk menambah pengetahuan. Hal ini sebagai pelaksanaan dari firman Allah:
"...Dan katakanlah, 'Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan'" (QS. Thaha [20]: 114)
Serta sebagai pengamalan sabda Rasulullah Saw:
"Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah pasti memudahkan untuknya jalan menuju surga." [HR. Muslim)
Jika anak sudah sekolah, kegiatan pada pagi hari bisa ditambah dengan menyiapkan pelajaran yang harus dibawanya ke sekolah, memeriksa tugas, dan bisa juga sambil mengulang pelajaran yang telah lalu untuk menambah wawasan serta mematangkan pikiran dan pengetahuan anak. Sedangkan jika anak sudah bekerja, maka kegiatan yang dilakukan adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Di mana anak duduk mengisi waktu paginya dengan membaca berbagai jenis pengetahuan agar anak dapat sampai pada kematangan akal, berwawasan luas, dan berpengetahuan banyak.
Seorang pendidik bisa juga meminta tolong kepada seorang guru atau orang dewasalainnyauntukmembentukpengeta- huan anaknya, studi, dan wawasannya. Jika ia tidak memiliki waktu luang untuk itu.
Jangan lupa pula lakukan shalat Dhuha bersama anak. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits-hadits shahih mengenai keutamaan shalat Dhuha, Diriwayatkan dari Abu Hurairah, "Kekasihku (Rasulullah Saw) mewasiatkan kepadaku untuk puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat Dhuha, dan melakukan witir sebelum tidur.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Aisyah, “Rasululah Saw, biasa melakukan empat rakaat shalat Dhuha dan menambahkannya sesuai dengan kehendak Allah.” (HR. Muslim)
Minimal jumlah rakaat shalat Dhuha menurut jumhur ulama ahli fikih adalah 2 rakaat, dan paling banyak adalah 8 rakaat. Setelah kira-kira setengah jam terbitnya matahari dan berakhir pada tiga perempat jam sebelum Zuhur.
Setelah itu, lakukan sarapan bersama. Hendaklah ketika sarapan, pendidik memperhatikan etika makan dan minum seperti yangtelah dibahas dalam pembahasan Etika Makan dan Minum. Ajarkan etika tersebut kepada anak agar mereka terbiasa dengan etika tersebut dan menjadi akhlaknya.
Kemudian ajarkan etika keluar rumah. Adapun beberapa etika keluar rumah adalah sebagai berikut.
"Apabila salah seorang dari kalian mengenakan sandal, maka mulailah dengan yang kanan. Dan apabila melepasnya, mulailah dengan yang kiri." (HR. Muslim)
□ Ajarkan anak doa keluar rumah. Seperti yang diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Apabila seseorang keluar dari rumahnya, lalu ia mengucapkan:
'Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah.’
Saat itu dikatakan kepadanya, 'Engkau telah mendapat petunjuk, engkau telah dicukupkan, dan engkau telah dijaga.’ Maka setan-setan mundur menjauh darinya." (HR. Abu Dawud)
Diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah Saw jika keluar dari rumahnya, beliau mengucapkan:
□ Ajarkan ia untuk mengenakan sepatu atau sandal yang dimulai dengan sebelah kanannya, sedangkan mendahulukan yang kiri ketika melepaskannya. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Dengan nama Allah aku bertawakal kepada Allah, ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari tergelincir, tersesat,
berbuat zalim, dizalimi, berbuat kebodohan, atau dibodohi." (HR. At- Tirmidzi)
Setelah itu, praktikkan etika di jalan bersama anak, antara lain:
□ Ajarkan anak agar berjalan dengan rendah hati dan tidak sombong, atau dengan kata lain berjalan dengan cara yang normal. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah:
"Dan hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orangyang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata- kata (yang mengandung) keselamatan." (QS. Al-Furqan [25]: 63)
□ Ajarkan ia untuk menundukkan pandangan dari perempuan yang bukan mahramnya. Seperti firman Allah berikut ini:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluannya...'”(QS. An-Nur [24]: 30)
"Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya...'." (QS. An-Nur [24]: 30)
□ Ajarkan ia selalu mengucapkan salam assalamu 'alaikum, dan menjawabnya dengan ucapan wa 'alaikumus salam. Anda bisa baca kembali pembahasan Etika Salam pada bagian dua buku ini.
Di antara etika salam yaitu mengucapkan salam kepada orang yang dikenal atau pun tidak. Seperti yang diriwayatkan Abdullah bin Amr bin Al-Ash bahwa ada seseorang bertanya kepada Nabi "Islam seperti apakah yang paling baik?" Beliau menjawab:
"Engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada yang engkau kenal dan tidak engkau kenal." (HR. Al- Bukhari dan Muslim)
□ Ajarkan kepadanya untuk selalu bersalaman jika bertemu dengan temannya. Seperti yang diriwayatkan dari Al-Bara' bin ‘Azib bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Apabila dua orang muslim bersalaman dan memuji Allah Azza wa Jalla, dan meminta ampun kepada-Nya, mereka berdua pasti diampuni." (HR. Abu Dawud)
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu bersalaman/berjabatan tangan kecuali diampuni dosa mereka berdua sebelum keduanya berpisah." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
□ Ajarkan ia untuk menjauhi bahaya di jalan, yaitu dengan berhati-hati dari kendaraan yang berlalu lalang. Berdasarkan keumuman firman Allah
“...Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan..." (QS.Al-Baqarah[2]:195)
□ Ajarkan anak untuk tidak membuang sesuatu yang membahayakan orang lain, seperti sesuatu yang dapat membuat orang lain terpeleset. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah, "Tidak boleh membuat bahaya dan membahayakan." (HR. Malik, Ibnu Majah, dan Ad-Daraquthni)
Sebagaimana ia pun harus diajarkan untuk menghilangkan sesuatu yang membahayakan orang di jalan. Contohnya, menyingkirkan batu dan benda-benda yang bisa mencelakakan pengguna jalan lainnya. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Saw bersabda:
"Iman itu ada 70 cabang lebih. Cabang yang paling tinggi adalah ucapan la ilaha illallah danyang paling rendahnya adalah menyingkirkan bahaya dari jalan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim]
□ Ajarkan anak hak jalan secara umum. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri m. bahwa Nabi Saw bersabda, "janganlah kalian duduk- duduk di tepi jalan." Maka para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kami terpaksa karena hanya itu tempat kami berkumpul untuk berbincang- bincang.” Maka Rasulullah berkata, "Apabila kalian tidak bisa kecuali hanya untuk duduk di sana, maka berikanlah hak jalan tersebut." Mereka bertanya, "Apakah hak jalan itu wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw bersabda:
"Tundukkan (menahan) pandangan, menahan diri dari menyakiti (mengganggu) orang lain, menjawab salam, memerintah kebaikan, dan melarang kemungkaran." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
□ Ajarkan anak jika ia pergi ke sekolah atau tempat kerjanya untuk menjaga hak temannya, yaitu mengucapkan salam jika bertemu, menjenguknya jika sakit, mendoakannya jika ia bersin, mengunjunginya saat ada acara-acara tertentu,menolongnyaketikamengalami kesulitan, dan memenuhi undangannya ketika diundang. Mengenai hal ini kami telah membahasnya secara lengkap pada pembahasan tentang hak teman pada bagian kedua buku ini.
□ Ajarkan anak untuk menjaga hak gurunya, baik guru di sekolah atau di tempat kerja, yaitu bersikap tawadhu’, melihat dengan pandangan penuh hormat, tidak lupa bahwa guru memiliki keutamaan yang lebih dari dirinya, bersabar menghadapi sikapnya ketika marah, duduk dengan sopan di hadapannya, masuk dengan meminta izinnya terlebih dahulu, dan mendengarnya ketika
ia sedang berbicara. Kami juga telah membahas tentang hak-hak tersebut dalam kitab ini .pada pembahasan terdahulu, silahkan Anda lihat kembali pembahasan tersebut.
Terakhir, ajarkan kepada anak agar sebelum keluar rumah untuk selalu bertakwa kepada Allah, merasakan selalu pengawasan-Nya baik ketika tersembunyi dan terlihat oleh orang lain, menjaga shalat pada waktunya, berteman dengan yang memiliki takwa dan iman, serta tidak menampakkan akhlak jelek yang dapat menghilangkan harga dirinya.
b. Saat sore hari
Pada sore hari, pendidik bisa mengikuti manhaj berikut. Pertama, shalat Maghrib dan Isya di masjid. Hal ini berdasarkan hadits:
"Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
□ Kenakan pakaian yang bagus setiap kali shalat, seperti firman Allah Swt :
"...Pakailah pakaianmu yang indah tiap kali (memasuki) masjid..." (QS. Al-A'raf [7]: 31)
□ Jangan makan bawang putih atau bawang merah ketika akan pergi ke masjid agar tidak mengganggu orang- orang di sana dengan baunya. Seperti yang diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang makan bawang putih atau bawang merah, maka jauhilah masjid kami." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
□ Tunjukkan penampilan yang bersih dan baik di masjid dan di tempat lainnya. Seperti yang diriwayatkan dari Sa’id bin Al-Musayyab dari Amir bin Sa'ad dari ayahnya, bahwa Nabi Saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah Mahabaik yang mencintai yang baik, Mahabersih yang mencintai yang bersih, Mahamulia yang mencintai kemuliaan, Maha Dermawan yang mencintai kedemawanan, maka bersihkanlah halaman rumah kalian dan jargonlah kalian menyerupai orang-orang Yahudi." (HR. At-Tirmidzi)
Adapun perempuan, maka ia tidak boleh mengenakan minyak wangi ketika pergi ke masjid. Berdasar sabda Nabi Saw:
“Apabila salah seorang dari kalian (perempuan) pergi ke masjid, maka janganlah mengenakan wewangian." (HR. Muslim)
Agar tidak menjadi pendorong timbulnya godaan (fitnah) bagi kaum laki- laki.
□ Masuk masjid dengan tenang dan tidak terburu-buru. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Qatadah, "Ketika kami shalat bersama Nabi Saw, tiba-tiba tedengar kegaduhan di antara orang-orang. Maka ketika beliau (selesai) shalat, beliau bertanya, Ada apa dengan kalian?’ Mereka berkata, ‘Kami tergesa-gesa untuk shalat.’ Nabi Saw bersabda:
'Janganlah kalian lakukan itu. Jika kalian datang untuk shalat hendaklah dengan tenang. Apa yang kalian dapatkan maka shalatlah dan apa yang terlewat oleh kalian maka sempurnakanlah'." (HR. Al- Bukhari dan Muslim)
□ Bacalah doa ini ketika keluar untuk shalat. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk shalat, lalu mengucapkan:
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dengan hak orang-orang yang meminta kepada-Mu, dan dengan hak keluarku kepada-Mu, bahwa Engkau tahu tidaklah aku keluar karena sombong dan congkak, bukan karena mencari nama, bukan pula karena riya'. Aku keluar untuk mengadukan dosa-dosaku kepada-Mu, aku keluar karena mengharap rahmat-Mu, dan menjauhkanku dari azab-Mu. Aku keluar menjaga diri dari murka-Mu, mengharap ridha-Mu, lalu aku meminta kepada-Mu agar Engkau melindungiku dari neraka dengan rahmat-Mu" [HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah)
Dalam riwayat Abu Nu'aim, Anas berkata, "Nabi Saw tidak pernah mencelaku, tidak pernah memukulku, tidak pernah membentakku, tidak pernah bermuka masam, dan beliau tidak pernah menghukumku ketika memerintah sesuatu kepadaku, lalu aku bermain-main dahulu. Jika ada salah seorang dari keluarganya yang menegurku, beliau berkata, 'Biarkan saja dia, kalau ia mampu niscaya ia akan mengerjakannya'."
Diriwayatkan dari 'Aisyah , ia ditanya, "Bagaimana Rasulullah Saw ketika sendirian di rumahnya?” ‘Aisyah menjawab, "Beliau adalah orang yang paling lembut, murah senyum, mudah tertawa. Beliau tidak pernah menjulurkan dua kakinya di hadapan para shahabatnya."
Hal itu karena keagungan etika beliau dan kesempurnaan wibawa yang dimilikinya.
Diriwayatkan dari 'Ali, "Ammar meminta izin kepada Nabi Saw untuk masuk, maka beliau mengenali suaranya. Beliau berkata:
"Selamat datang kepada orang yang baik dan membuat baik orang lain."
(HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad)
Diriwayatkan dari Anas bahwa Nabi Saw bertemu dengan seseorang, maka beliau berkata kepadanya, "Wahai fulan, bagaimana keadaanmu?" Laki-laki itu menjawab, 'Alhamdulillah, baik.” Lalu Nabi Saw berkata kepadanya:
"Semoga Allah menjadikanmu baik."
(HR. Ahmad)
Diriwayatkan dari Jarir bin ‘Abdullah Al-Bajalli, "Ketika Nabi Saw diutus, aku datang kepadanya. Beliau bertanya, 'Apa yang membawamu datang kemari?' Aku berkata, ‘Aku datang untuk masuk Islam.’ Maka beliau memberikan kainnya kepadaku, sembari berkata:
'Apabila datang kepada kalian seorang yang mulia dari satu kaum, maka muliakanlah mereka'." (HR. Ath-Thabrani)
Samak bin Harb berkata, "Aku berkata
kepada Jabir bin Samurah, 'Apakah engkau pernah duduk-duduk bersama Rasulullah Saw?' Jabir menjawab, ‘Ya, sering. Rasulullah Saw tidak akan beranjak dari tempatnya melaksanakan shalat Subuh sampai terbitnya matahari. Dan ketika matahari telah terbit, beliau berdiri. Sedangkan para shahabat sedang berbincang-bincang mengingat perkara di masa jahiliyah, sampai mereka tertawa dan beliau hanya tersenyum’." (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Anas, "Jika Nabi Saw (masin hidup) beliau pasti bercanda dengan kami. Sampai beliau berkata kepada salah seorang saudaraku, ‘Wahai Abu 'Umair, bagaimana keadaan nughair (nama burung)?’ Karena Abu ‘Umair pernah memiliki seekor burung, lalu mati. Sehingga a bersedih karenanya. Maka Nabi Saw berkata kepadanya, ‘Wahai Abu ‘Umair, bagaimana keadaan nughair?'” (HR. Al- Bukhari dan Muslim)
Berangkat dari sarana-sarana positif ini yang digunakan Nabi Saw dalam berinteraksi dengan para shahabatnya, sampai anak- anak sekali pun, membuat para shahabat sangat mencintai beliau dengan setulus hati. Mereka rela berkorban demi beliau, seperti yang diterangkan Allah dalam firman-Nya:
"...Dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul..." (QS. At-Taubah [9]: 120)
Mereka tidak pernah mendahulukan orang lain selain beliau.
Adapun bukti cinta mereka yang tulus adalah seperti yang tergambar dalam perkataan Amirul Mukminin, Ali, ketika ditanya tentang kecintaan para shahabat kepada Rasulullah Saw. Maka Ali menjawab, "Rasulullah Saw adalah orang yang paling kami cintai daripada harga, anak, ayah, dan ibu kami. Beliau juga orang yang paling kami cintai daripada air yang dingin ketika kami kehausan."
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Ibnu Ishaq bahwa seorang perempuan dari kaum Anshar, ayahnya, saudaranya, dan suaminya telah terbunuh menjadi syuhada’ pada perang Uhud bersama Rasulullah Ketika ia diberitahukan tentang hal itu, ia berkata, "Lalu bagaimana keadaan Rasulullah Saw?” (ia langsung menanyakan keselamatan Rasulullah). Mereka menjawab, "Beliau baik-baik, alhamdulillah, sebagaimana yang engkau harapkan." Perempuan tersebut berkata, "Tunjukkan di mana beliau, agar aku dapat melihatnya.” Ketika ia melihatnya, ia berkata, "Semua musibah menjadi ringan, setelah mengetahui engkau selamat.”
Bukti lain kecintaan mereka yang dalam, mereka tidak bisa bersabar ketika berpisah dengan beliau, baik di dunia maupun akhirat.
Diriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Tsauban mendatangi Nabi Saw lalu berkata, "Wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai daripada keluarga dan hartaku. Jika aku mengingatmu, aku merasa tidak tenang sampai aku bertemu denganmu. Kemudian aku teringat akan kematianku dan kematianmu, maka aku tahu bahwa engkau pasti ketika masuk surga menduduki derajat yang tinggi bersama para nabi. Sedangkan aku seandainya masuk surga, pasti aku tidak akan pernah bertemu denganmu.” Maka turunlah ayat ini:
"Dan barangsiapa yang menaati Aliah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yana sebaik-baiknya." (QS. An- Nisa’ [4]: 69]
Maka Nabi Saw mendoakannya dan membacakan ayat tersebut kepadanya. (HR. Ath-Thabrani)
Tangisan mereka terhadap Nabi Saw menjadi salah satu bukti kecintaan mereka yang tulus dan mendalam ketika mengingat Rasulullah Saw. Ibnu Sa'ad meriwayatkan dari 'Ashim bin Muhammad dari ayahnya, ia berkata, "Setiap kali aku mendengar Ibnu ‘Umar menyebutkan tentang Rasulullah Saw, pasti kedua matanya menangis.”
Diriwayatkan juga oleh Ibnu Sa'ad dari Anas, "Setiap malam aku pasti melihat kekasihku Rasulullah Saw Kemudian ia menangis.
Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dengan sanad yang baik, dari Bilal bahwa ketika ia singgah di Badari (sebuah tempat dekat Syam] ia bermimpi melihat Nabi Saw (yaitu setelah beliau wafat] di mana beliau berkata, "Wahai Bilal, mengapa ada jarak di antara kita? Kapankah engkau mengunjungiku?" Maka Bilal langsung terbangun dengan rasa sedih dan takut, la pun segera menaiki untanya dan langsung menuju Madinah. Setelah itu, ia mendatangi kuburan Nabi Saw dan langsung menangis meletakkan wajahnya di atas kubur beliau.
Al-Hasan dan Al-Husain pun datang, lalu Bilal langsung memeluk mereka berdua dan menciumnya. Mereka berdua berkata, "Kami sangat ingin mendengar azanmu yang pernah engkau kumandangkan untuk Rasulullah Saw di masjidnya.” Lalu Bilal naik ke atas masjid dan berdiri di tempat ia dulu berdiri di sana. Maka ketika ia mengucapkan, "Allahu Akbar, Allahu Akbar" Madinah
bergetar. Lalu ketika ia mengucapkan, "Asyhadu alla ilaha illallah," Madinah semakin bergetar. Ketika ia mengucapkan, "Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah," kaum perempuan keluar dari tempat- tempat mereka seraya berkata, "Apakah Rasulullah Saw telah dibangkitkan? Maka tidak pernah terlihat orang yang paling banyak menangis di Madinah sepeninggal Rasulullah Saw daripada hari itu."
Hal itu disebabkan mereka teringat Rasulullah Saw ketika mendengar azan Bilal, muazin Rasulullah Saw.
Ramainya tangisan para shahabat ketika walatnya Nabi Saw, juga merupakan salah satu tanda kecintaan mereka terhadap besiau. Al-Waqidi meriwayatkan dari Ummu Salamah, ia berkata, "Ketika ka ni berkumpul, kami menangis karena wafatnya Rasulullah Saw sehingga kami tidak tidur. Dan ketika itu (jenazah) Rasulullah Saw berada di rumah, kami menghibur diri dengan melihat beliau di atas ranjang. Tiba-tiba kami mendengar suara alat yang sedang menggali pada dini hari. Bilal pun melantunkan azan fajar dengan napas keras. Maka kesedihan kami menjadi bertambah. Orang-orang kemudian masuk ke kubur beliau, lalu mereka ditahan agar tidak ikut masuk ke liang kubur ketika beliau sedang dikubur.”
Ummu Salamah berkata, "Sungguh suatu musibah. Tidak ada satu musibah yang menimpa kami setelah itu melainkan musibah itu terasa ringan, jika kami ingat musibah yang menimpa kami dengan meninggalnya Rasulullah
Berdasarkan pemaparan tentang sarana dan cara positif yang Rasulullah Saw, lakukan dalam membuat orang- orang mencintai beliau, jelaslah bahwa di antara asas yang paling besar dalam membentuk pribadi muslim yang sejati, mendidiknya dengan budi yang luhur, dan membiasakannya dengan akhlak yang mulia adalah dengan menguatkan ikatan kecintaan, persaudaraan, dan saling memahami di antara pendidik dan anak. Untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan pendidik dan melihat anak tumbuh di tengah taman orang-orang shaleh dan bertakwa.
Jika Anda, sebagai pendidik, ingin anak Anda merespons seruan Anda, mendengarkan nasihat dan bimbingan Anda, maka yang harus Anda lakukan adalah melakukan tuntutan Islam dalam membuat anak mencintai Anda, dan mengikuti teladan Nabi Saw dalam bermuamalah dengan para shahabatnya. Dengan cara tersebut, maka Anda telah menjalani cara mendidik yang baik, yang selanjutnya Anda pun dapat memiliki hati anak Anda dan kecintaannya terhadap Anda. Sehingga anak akan menerima semua arahan dan nasihat Anda.
6. Selalu Menjalankan Manhaj Pendidikan
Di antara tanggung jawab pendidik yang harus sangat diperhatikan adalah menerapkan manhaj tarbawi secara kontinu kepada anak setiap saat, sehingga anak terbiasa melakukannya hingga pada masa yang akan datang. Ketika ia
melakukannya, ia akan menemukan segala hal yang bersifat edukatif sebagai suatu kebiasaan yangmerasukke dalam perasaan dan hatinya. Berikut paparan tentang manhaj yang diambil dari tuntunan Islam, semoga Anda dapat menjalankannya:
a. Pada waktu subuh/pagi hari
Hal paling indah yang menemani Anda dan anak bangun tidur adalah dzikir kepada Allah, yaitu dengan membaca doa yang ma’tsur dari Rasulullah Saw:
"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kita setelah mematikan kita, dan hanya kepada-Nyalah kita kembali." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
"Tidak ada tuhan kecuali Engkau, Mahasuci Engkau, ya Allah aku memohon ampun kepada-Mu terhadap dosa-dosaku, dan aku meminta rahmat- Mu. Ya Allah tambahkanlah kepadaku ilmu, janganlah Engkau selewengkan hatiku setelah Engkau memberiku hidayah, dan berilah aku rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (HR. Abu Dawud)
Kemudian jika anak ingin masuk ke kamar mandi, ajarkanlah kepadanya etika masuk kamar mandi dan etika istinja’ (bersuci dari buang air dengan air)
□ Ajarkan kepada anak untuk mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke kamar mandi dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar darinya. Karena, Nabi mencontohkan untuk mendahulukan yang kanan jika dalam hal yang baik dan mendahulukan yang kiri pada hal yang kotor.
Ajarkan anak ketika masuk ke kamar mandi membaca doa yang ma'tsur:
"Ya Allah, aku berlindung kepada- Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan lainnya)
□ Ajarkan kepada anak untuk tidak membawa sesuatu yang terdapat lafal Allah. Seperti yang diriwayatkan oleh Ashabu As-Sunan (Abu Dawud, At- Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah), dari Anas, ia berkata, 'Apabila Rasulullah Saw masuk ke kamar mandi, beliau meletakkan cincinnya yang berukirkankan Muhamad Rasulullah.” Hadits ini diriwayatkan juga oleh Al-
Hakim.
□ Ajarkan anak untuk tidak terlihat orang ketika buang air besar. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Jabi, "Bahwa Nabi jika buang air besar, beliau menjauh sampai tidak dilihat seorang pun.” (HR. Abu Dawud)
□ Ajarkan anak untuk tidak menghadap kiblat atau membelakanginya saat buang air besar.
Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al- Anshari bahwa Nabi Saw bersabda:
"Apabila kalian buang air besar, maka janganlah kalian menghadap atau membelakangi kiblat. Akan tetapi, menghadaplah ke timur atau ke barat (sela.n kiblat)" [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
□Ajarkan anak untuk tidak buang air di tempat orang-orang berteduh, di jalan yang dilalui orang-orang, dan tempat- tempat mereka duduk. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
“Jauhilah dua perkara yang dapat menyebabkan laknat (kutukan)." Beliau ditanya, 'Apakah dua penyebab datangnya kutukan itu? Beliau bersabda, “Yaitu, buang air (besar atau kecil) di jalanan orang-orang dan tempat mereka berteduh.” [HR. Muslim dan Ahmad]
□ Ajarkan anak untuk tidak berbicara sama sekali ketika buang air. Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa ada seorang laki-laki yang melewati Nabi Saw[saat beliau sedang buang air kecil]. Maka laki-laki itu mengucapkan salam kepada beliau, namun beliau tidak menjawabnya.” [HR. Muslim dan lainnya)
□ Ajarkan untuk bersuci dari kencing dan menjauhi najis agar tidak terkena pakaian atau badannya. Karena kebanyakan siksa kubur itu disebabkan oleh tidak bersuci setelah kencing.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda:
“Bersucilah kalian dari kencing, karena kebanyakan siksa kubur disebabkan darinya.” [HR. Ad-Daraquthni)
□ Ajarkan untuk tidak bersuci dari buang air dengan tangan kanan. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa Nabi Saw bersabda:
"Apabila salah seorang dari kalian kencing, maka janganlah memegang dzakarnya dengan tangan kanannya, dan jangan beristinja’ dengan tangan kanannya, dan jangan bernapas di dalam wadah(bejana]."(HR.Al-Bukhari dan Muslim)
□ Ajarkan anak untuk beristinja’ dengan kertas dan air, karena menyatukan antara kertas dan air itu lebih utama. Seperti yang diriwayatkan dari Anas m bahwa Rasulullah Saw bersabda kepada penduduk Quba:
"Sesungguhnya Allah telah memuji kalian dengan sangat baik dalam bersuci. Apakah yang telah kalian lakukan?" Mereka menjawab, “Kami menyatukan antara batu dan air dalam beristinja." (HR. Al-Bazzar, Ibnu Majah, dan Al-Hakim)
□ Ajarkan anak ketika keluar dari kamar mandi untuk mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa ma’tsur:
"Aku memohon ampunan-Mu." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dariku dan menyehatkanku"(HR. Ibnu Majah)
Terdapat juga dalam riwayat lain yang mengajarkan:
,
"Segala puji bagi Allah yang telah membuatku merasakan kenikmatannya, menetapkan padaku kekuatannya, dan menghilangkan dariku penyakitnya."
□ Ajarkan kepada anak ketika keluar kamar mandi untuk mencuci kedua tangannya dengan air dan sabun. Seperti yang diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah, "Aku pernah bersama Nabi Saw. Maka beliau masuk ke kamar mandi untuk buang air. Kemudian
beliau berkata:
'Waha ]arir, berikan padaku alat untuk bersuci.'
Maka aku pun membawakannya air. Beliau kemudian bersuci dan berisyarat dengan tangannya, lalu menggosok-gosokkannya dengar tanah." (HR. An-Nasa'i}
Kemudian mulailah berwudhu bersama anak:
□ Jelaskan kepadanya bahwa wudhu dapat menghapuskan dosa. Seperti yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu lalu ia membasuh wajahnya, maka keluarlah dari wajahnya setiap kesalahan yang ia lihat dengan kedua matanya bersama air, atau bersama tetesan air terakhir. Kemudian ketika ia mencuci kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya setiap kesalahan yang ia lakukan oleh kedua tangannya bersama air, atau bersama tetesan air terakhir. Lalu ketika ia mencuci kedua kakinya, maka keluarlah setiap kesalahan yang dilakukan kakinya bersama air, atau tetesan air terakhir, sampai ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa." (HR. Muslim]
□ Ajarkan doa yang ma’tsur setelah ia selesai berwudhu:
"Aku bersaksi bahwa tidak ada ilahyang berhak disembah kecuali Allah Yang Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya." (HR. Muslim dan Ahmad]
"Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobatdan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci." (HR. At-TirmidziJ
"Mahasuci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi tidak ada ilah yang hak disembah kecuali Engkau, aku meminta ampun kepada- Mu dan aku bertobat kepada-Mu." (HR. An-Nasa'i)
□ Ajarkan untuk shalat dua rakaat setiap setelah berwudhu. Seperti yang diriwayatkan dari ‘Uqbah bin Amir Al- Juhni, Rasulullah Saw bersabda:
“Tidaklah seorang muslim berwudhu lalu ia sempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua rakaat dengan menghadapkan hati dan wajahnya, kecuali wajib baginya surga." (HR. Muslim dan Ahmad)
Kemudian mulailah shalat malam yang ringan bersamanya. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah Saw bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kalian berdiri shalat di waktu malam, maka bukalah dengan dua rakaat yang ringan." (HR. Muslim dan Abu Dawud]
Sebelum shalat, berdoa dulu dengan doa tahajjud. Seperti yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ia berkata, "Jika Rasulullah berdiri pada malam hari untuk tahajjud, beliau mengucapkan:
Ya Allah ya Rabb kami, bagi-Mu segala puji, Engkau adalah pemelihara langit dan bumi dan semua yang berada di dalamnya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau adalah cahaya langit dan bumi dan semua yang berada di dalamnya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau adalah Raja langit dan bumi dan semua yang berada di dalamnya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau adalah kebenaran, janji-Mu benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, firman-Mu adalah benar, neraka adalah benar, surga adalah benar, oara nabi adalah benar, dan Muhammad adalah benar, dan Hari Akhir c dalah benar. Ya Allah hanya kepada Mu aku berserah diri, hanya kepada Mu aku beriman, hanya kepada- Mu aku bertawakal, hanya kepada-Mu aku kembali, hanya karena-Mu aku berbantah-bantahan, danhanyakepada- Mu aku berhakim. Maka ampunilah aku atas apa-apa yang telah aku perbuat dahulu ianyang akan datang, dan atas apa-apa yang aku sembunyikan dan apa yang aku tampakkan. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengakhirkan, tiada ilah yang hak disembah selain Engkau, dan tiada ilah setain Engkau" (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Untuk shalat malam tidak ada batas rakaat tertentu, maka shalatlah semampunya dan permudahlah. Shalatlah dua
rakaat dua rakaat. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar bahwa Nabi Saw bersabda:
"Shalat malam itu dua-dua, maka apabila engkau takut Subuh, maka
shalatlah Witir satu rakaat." (HR. Al- Bukhari dan Muslim)
□ Salah satu keutamaan shalat malam adalah sebagai jalan menuju ke surga. Abdullah bin Salam meriwayatkan bahwa Nabi Saw bersabda:
"Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, dan shalat malamlah ketika orang-orang sedang tidur, kalian pasti masuk surga dengan selamat." (HR. At-Tirmdzi)
□ Orang yang melakukan shalat malam ditulis di sisi Allah sebagai orang yang suka berdzikir. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Sa'id, ia berkata bahwa Rasulullah Saw
"Apabila seseorang membangunkan istrinya pada malam hari, lalu mereka berdua shalat atau shalat dua rakaat bersama-sama, maka keduanya ditulis sebagai orang-orang yang suka ber- dzikir dari laki-laki dan perempuan." (HR. Abu Dawud)
□ Sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan penghapus dosa- dosa. Abu ‘Umamah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Hendaklah kalian melakukan shalat malam, karena ini adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, (sebagai cara untuk) mendekatkan diri kepada Rabb kalian, penghapus terhadap dosa-dosa, dan pencegah dari berbuat dosa." [HR. At-Tirmidzi)
Kemudian shalat Subuhlah di masjid. Ajarkan anak doa setelah adzan. Seperti yang diriwayatkan Abdullah bin Amr bin Al-Ash , bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Apabila kalian mendengar azan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkannya (muazin) . Kemudian bershalawatldh kepadaku, karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah pasti bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintalah kepada Allah wasilah untukku. Karena, wasilah itu adalah satu kedudukan yang tidak layakkecualihanya untuksalahseorang hamba Allah, dan aku berharap akulah hamba tersebut. Maka barangsiapa yang memintakan untukku wasilah, ia pasti mendapatkan syafaat." (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Doa setelah azan yang shahih dari Rasulullah "Barangsiapa yang membaca ketika mendengar azan:
Ya Allah Rabb Pemilik panggilah yang sempurna ini dan shalat yang akan didirikan ini, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan keutamaan, dan tempatkanlah ia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan! Maka ia pasti mendapatkan syafaatku pada hari Kiamat" (HR. Al-Bukhari)
□ Ajarkan anak keutamaan shalat jamaah di masjid. Seperti yang diriwayatkan dari Burasdah bahwa Nabi Saw bersabda:
"Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid-masjid, (bahwa ia akan mendapatkan) cahaya sempurna pada hari Kiamat." (HR. Abu Dawud dan At- Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah m bahwa Nabi Saw, bersabda:
"Barangsiapayang bersuci di rumahnya, kemudian ia pergi ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan salah satu kewajiban Allah, maka langkah-langkah (kakinya) itu, langkah (kaki)yang satu menghapus kesalahan, dan langkah lainnya mengangkat derajat.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian sebesar dua puluh tujuh derajat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
□ Ajarkan anak bacaan tasbih dan doa setelah selesai shalat.
Abu Hurairah m berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa yang bertasbih (membaca subhanallah) tiga puluh tiga kali di akhir setiap shalat, bertahmid (membaca al-hamdulil-Lah) tiga puluh tiga kali, dan bertakbir (Allahu Akbar) tiga puluh tiga kali, dan bacaan itu adalah sembilan puluh Sembilan, kemudian mengucapkan penyempurna menjadi seratus, 'Tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa lagi tidak ada sekutu bagi-Nya, milik- Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatunya’ maka diampuni dosa-dosanya walaupun banyaknya seperti buih di lautan." [HR. Muslim)
Doa setelah shalat Shubuh dan Maghrib:
"Ya Allah lindungilah aku dari api neraka." [Dibaca sebanyak) tujuh kali. [HR. Abu Dawud)
"Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu surga.” [Dibaca sebanyak) delapan kali.
Doa setelah shalat:
"Ya Allah, Engkaulah keselamatan dan dari-Mu lah keselamatan, Mahamulia Engkau, wahai yang memiliki kemegahan dan kemuliaan." [HR. Muslim)
''Tidak ada ilah yang hak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa lagi tidak ada sekutu bagi-Nya, milik- Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala puji, yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dialah yang Mahakuasa atas segala sesuatunya." Sepuluh kali. [HR. At-Tirmidzi)
"Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir (mengingat-Mu), bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada- Mu." [HR. Abu Dawud)
"Ya Allah, jagalah aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu." (HR. At-Tirmidzi)
Lalu membaca ayat Kursi, surat Al- Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Nas.
Lalu membaca, "Subhanallah, alham- dulillah, can Alldhu Akbar," 33 kali. (HR. Muslim]
Kemudian untuk menyempurnakan seratus ucapkanlah:
"Tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Aliah Yang Maha Esa lagi tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya." (HR. Muslim)
Dan doa-doa ma'tsurah lainnya...
Jelaskan pula kepada anak makruhnya shalat sunnah setelah shalat Subuh dan Asar. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Tidak ada shalat setelah Subuh sampai matahari meninggi dan tidak ada shalat setelah Asar sampai matahari hilang di ufuk." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Jelaskan padanya makruhnya shalat ketika terbit matahari, saat matahari di atas kepala, dan ketika terbenam. Seperti yang diriwayatkan dari 'Uqbah bin Amir "Ada tiga waktu di mana Rasulullah Saw melarang kami melakukan shalat padanya atau menguburkan jenazah. Ketika terbit matahari sampai meninggi, ketika matahari di atas kepala sampai tergelincir, dan ketika matahari condong untuk terbenam sampai terbenamnya." (HR. Muslim dan yang lainnya)
Kemudian lakukan dzikir pagi bersama anak, sebab terdapat perintah dan anjuran untuk melakukannya. Allah berfirman:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu ..." (QS. Al-Baqarah [2]: 152)
"Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A‘raf [7]: 205)
"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang." (QS. Al- Ahzab[33]: 41-42)
Rasulullah bersabda:
"Ada dua kalimat yang ringan di lisan namun berat dalam timbangan (amal), dan dicintai Ar-Rahman (yaitu), ‘Mahasuci Allah dan dengan memuji- Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung'." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda:
“Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat) Rabbnya dan yang tidak berdzikir (mengingat) Rabbnya bagaikan yang hidup dan yang mati." (HR. Al-Bukhari)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah., "Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw, lalu ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, semalam aku menemukan seekor kalajengking yang menyengatku.’ Beliau bersabda, ‘Seandainya engkau pada saat sore harinya mengucapkan:
'Aku berlindung kepada kalimat- kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan yang telah Dia ciptakan,'
pasti kalajengking itu tidak akan membahayakanmu." (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Saw apabila pada pagi hari, beliau mengucapkan:
"Ya Allah, dengan nama-Mu kami memasuki pagi hari, dengan nama-Mu kami memasuki sore hari, dengan nama- Mu kami hidup, dan dengan nama-Mu kami mati, dan hanya kepada-Mu lah kami dibangkitkan."
Dan apabila waktu sore, beliau mengucapkan:
"Ya Allah, dengan nama-Mu kami memasuki sore, dengan nama-Mu kami hidup, dan dengan nama-Mu kami mati, can hanya kepada-Mu lah kami kembali." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Kemudian bacalah beberapa ayat Al- Qur'.mbersamaanakAnda. Karena,terdapat hadits-hadits shahih yang menerangkan tentang keutamaan membaca Al-Qur'an. Diriwayatkan dari Abu Umamah mi bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Bacalah Al-Qur'an, karena pada hari Kiamat ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari 'Utsman bin Affan, Rasulullah Saw bersabda:
Diriwayatkan dari Ibnu Mas‘ud, Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan, 'aliflam mim'itu satu huruf, tetapi 'alif' satu huruf, iam' satu huruf, dan 'mim' satu huruf." (HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, 'Haditsnya hasan shahih’)
Maka dari itu, jangan sampai Anda dan anak Anda lupa belum membaca Al- Qur'an, walaupuan hanya beberapa ayat saja. Dan sebaik-baiknya amal adalah yang dilakukan secara berkesinambungan, walaupun sedikit.
Kemudian lakukan olahraga bersama anak, sebagai pengamalan firman Allah:
"Sebaik-baik orang di antara kalian ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari)
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi..."[QS. Al-Anfal [8]: 60)
dan sabda Rasulullah Saw:
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Dan masing-masing memiliki kebaikan." (HR. Muslim)
Bertolak dari permisalan-permisalan penyegaran, sikap-sikap hiburan, serta prinsip-prinsip pembentukan dan persiapan yang garis-garis karakteristiknya telah dicontohkan Nabi Saw secara nyata agar menjadi qudwah bagi para pendidik (sebagaimana yang telah kita bicarakan sebelumnya), kegiatan olahraga ini meliputi, lari, gerak badan, loncat, gulat, angkat beban, dan lainnya. Alangkah indahnya ketika seorang pendidik bersama dengan orang yang menjadi tanggung jawabnya dapat menyatukan antara ibadah dan jihad, antara rohani dan jasmani, antara kesungguhan dan senda gurau, antara agama dan dunia, dan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Sungguh mulia seorang pendidik, ketika ia dapat menampakkan Islam yang aplikatif melalui arahan dan perbuatannya. Selain itu juga menunjukkan Islam yang toleran dan muamalah yang baik kepada buah hati.
Kemudian bersama anak lakukanlah kegiatan untuk menambah pengetahuan. Hal ini sebagai pelaksanaan dari firman Allah:
"...Dan katakanlah, 'Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan'" (QS. Thaha [20]: 114)
Serta sebagai pengamalan sabda Rasulullah Saw:
"Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah pasti memudahkan untuknya jalan menuju surga." [HR. Muslim)
Jika anak sudah sekolah, kegiatan pada pagi hari bisa ditambah dengan menyiapkan pelajaran yang harus dibawanya ke sekolah, memeriksa tugas, dan bisa juga sambil mengulang pelajaran yang telah lalu untuk menambah wawasan serta mematangkan pikiran dan pengetahuan anak. Sedangkan jika anak sudah bekerja, maka kegiatan yang dilakukan adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Di mana anak duduk mengisi waktu paginya dengan membaca berbagai jenis pengetahuan agar anak dapat sampai pada kematangan akal, berwawasan luas, dan berpengetahuan banyak.
Seorang pendidik bisa juga meminta tolong kepada seorang guru atau orang dewasalainnyauntukmembentukpengeta- huan anaknya, studi, dan wawasannya. Jika ia tidak memiliki waktu luang untuk itu.
Jangan lupa pula lakukan shalat Dhuha bersama anak. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits-hadits shahih mengenai keutamaan shalat Dhuha, Diriwayatkan dari Abu Hurairah, "Kekasihku (Rasulullah Saw) mewasiatkan kepadaku untuk puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat Dhuha, dan melakukan witir sebelum tidur.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Aisyah, “Rasululah Saw, biasa melakukan empat rakaat shalat Dhuha dan menambahkannya sesuai dengan kehendak Allah.” (HR. Muslim)
Minimal jumlah rakaat shalat Dhuha menurut jumhur ulama ahli fikih adalah 2 rakaat, dan paling banyak adalah 8 rakaat. Setelah kira-kira setengah jam terbitnya matahari dan berakhir pada tiga perempat jam sebelum Zuhur.
Setelah itu, lakukan sarapan bersama. Hendaklah ketika sarapan, pendidik memperhatikan etika makan dan minum seperti yangtelah dibahas dalam pembahasan Etika Makan dan Minum. Ajarkan etika tersebut kepada anak agar mereka terbiasa dengan etika tersebut dan menjadi akhlaknya.
Kemudian ajarkan etika keluar rumah. Adapun beberapa etika keluar rumah adalah sebagai berikut.
"Apabila salah seorang dari kalian mengenakan sandal, maka mulailah dengan yang kanan. Dan apabila melepasnya, mulailah dengan yang kiri." (HR. Muslim)
□ Ajarkan anak doa keluar rumah. Seperti yang diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Apabila seseorang keluar dari rumahnya, lalu ia mengucapkan:
'Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah.’
Saat itu dikatakan kepadanya, 'Engkau telah mendapat petunjuk, engkau telah dicukupkan, dan engkau telah dijaga.’ Maka setan-setan mundur menjauh darinya." (HR. Abu Dawud)
Diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah Saw jika keluar dari rumahnya, beliau mengucapkan:
□ Ajarkan ia untuk mengenakan sepatu atau sandal yang dimulai dengan sebelah kanannya, sedangkan mendahulukan yang kiri ketika melepaskannya. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Dengan nama Allah aku bertawakal kepada Allah, ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari tergelincir, tersesat,
berbuat zalim, dizalimi, berbuat kebodohan, atau dibodohi." (HR. At- Tirmidzi)
Setelah itu, praktikkan etika di jalan bersama anak, antara lain:
□ Ajarkan anak agar berjalan dengan rendah hati dan tidak sombong, atau dengan kata lain berjalan dengan cara yang normal. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah:
"Dan hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orangyang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata- kata (yang mengandung) keselamatan." (QS. Al-Furqan [25]: 63)
□ Ajarkan ia untuk menundukkan pandangan dari perempuan yang bukan mahramnya. Seperti firman Allah berikut ini:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluannya...'”(QS. An-Nur [24]: 30)
"Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya...'." (QS. An-Nur [24]: 30)
□ Ajarkan ia selalu mengucapkan salam assalamu 'alaikum, dan menjawabnya dengan ucapan wa 'alaikumus salam. Anda bisa baca kembali pembahasan Etika Salam pada bagian dua buku ini.
Di antara etika salam yaitu mengucapkan salam kepada orang yang dikenal atau pun tidak. Seperti yang diriwayatkan Abdullah bin Amr bin Al-Ash bahwa ada seseorang bertanya kepada Nabi "Islam seperti apakah yang paling baik?" Beliau menjawab:
"Engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada yang engkau kenal dan tidak engkau kenal." (HR. Al- Bukhari dan Muslim)
□ Ajarkan kepadanya untuk selalu bersalaman jika bertemu dengan temannya. Seperti yang diriwayatkan dari Al-Bara' bin ‘Azib bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Apabila dua orang muslim bersalaman dan memuji Allah Azza wa Jalla, dan meminta ampun kepada-Nya, mereka berdua pasti diampuni." (HR. Abu Dawud)
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu bersalaman/berjabatan tangan kecuali diampuni dosa mereka berdua sebelum keduanya berpisah." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
□ Ajarkan ia untuk menjauhi bahaya di jalan, yaitu dengan berhati-hati dari kendaraan yang berlalu lalang. Berdasarkan keumuman firman Allah
“...Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan..." (QS.Al-Baqarah[2]:195)
□ Ajarkan anak untuk tidak membuang sesuatu yang membahayakan orang lain, seperti sesuatu yang dapat membuat orang lain terpeleset. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah, "Tidak boleh membuat bahaya dan membahayakan." (HR. Malik, Ibnu Majah, dan Ad-Daraquthni)
Sebagaimana ia pun harus diajarkan untuk menghilangkan sesuatu yang membahayakan orang di jalan. Contohnya, menyingkirkan batu dan benda-benda yang bisa mencelakakan pengguna jalan lainnya. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Saw bersabda:
"Iman itu ada 70 cabang lebih. Cabang yang paling tinggi adalah ucapan la ilaha illallah danyang paling rendahnya adalah menyingkirkan bahaya dari jalan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim]
□ Ajarkan anak hak jalan secara umum. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri m. bahwa Nabi Saw bersabda, "janganlah kalian duduk- duduk di tepi jalan." Maka para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kami terpaksa karena hanya itu tempat kami berkumpul untuk berbincang- bincang.” Maka Rasulullah berkata, "Apabila kalian tidak bisa kecuali hanya untuk duduk di sana, maka berikanlah hak jalan tersebut." Mereka bertanya, "Apakah hak jalan itu wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw bersabda:
"Tundukkan (menahan) pandangan, menahan diri dari menyakiti (mengganggu) orang lain, menjawab salam, memerintah kebaikan, dan melarang kemungkaran." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
□ Ajarkan anak jika ia pergi ke sekolah atau tempat kerjanya untuk menjaga hak temannya, yaitu mengucapkan salam jika bertemu, menjenguknya jika sakit, mendoakannya jika ia bersin, mengunjunginya saat ada acara-acara tertentu,menolongnyaketikamengalami kesulitan, dan memenuhi undangannya ketika diundang. Mengenai hal ini kami telah membahasnya secara lengkap pada pembahasan tentang hak teman pada bagian kedua buku ini.
□ Ajarkan anak untuk menjaga hak gurunya, baik guru di sekolah atau di tempat kerja, yaitu bersikap tawadhu’, melihat dengan pandangan penuh hormat, tidak lupa bahwa guru memiliki keutamaan yang lebih dari dirinya, bersabar menghadapi sikapnya ketika marah, duduk dengan sopan di hadapannya, masuk dengan meminta izinnya terlebih dahulu, dan mendengarnya ketika
ia sedang berbicara. Kami juga telah membahas tentang hak-hak tersebut dalam kitab ini .pada pembahasan terdahulu, silahkan Anda lihat kembali pembahasan tersebut.
Terakhir, ajarkan kepada anak agar sebelum keluar rumah untuk selalu bertakwa kepada Allah, merasakan selalu pengawasan-Nya baik ketika tersembunyi dan terlihat oleh orang lain, menjaga shalat pada waktunya, berteman dengan yang memiliki takwa dan iman, serta tidak menampakkan akhlak jelek yang dapat menghilangkan harga dirinya.
b. Saat sore hari
Pada sore hari, pendidik bisa mengikuti manhaj berikut. Pertama, shalat Maghrib dan Isya di masjid. Hal ini berdasarkan hadits:
"Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
□ Kenakan pakaian yang bagus setiap kali shalat, seperti firman Allah Swt :
"...Pakailah pakaianmu yang indah tiap kali (memasuki) masjid..." (QS. Al-A'raf [7]: 31)
□ Jangan makan bawang putih atau bawang merah ketika akan pergi ke masjid agar tidak mengganggu orang- orang di sana dengan baunya. Seperti yang diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang makan bawang putih atau bawang merah, maka jauhilah masjid kami." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
□ Tunjukkan penampilan yang bersih dan baik di masjid dan di tempat lainnya. Seperti yang diriwayatkan dari Sa’id bin Al-Musayyab dari Amir bin Sa'ad dari ayahnya, bahwa Nabi Saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah Mahabaik yang mencintai yang baik, Mahabersih yang mencintai yang bersih, Mahamulia yang mencintai kemuliaan, Maha Dermawan yang mencintai kedemawanan, maka bersihkanlah halaman rumah kalian dan jargonlah kalian menyerupai orang-orang Yahudi." (HR. At-Tirmidzi)
Adapun perempuan, maka ia tidak boleh mengenakan minyak wangi ketika pergi ke masjid. Berdasar sabda Nabi Saw:
“Apabila salah seorang dari kalian (perempuan) pergi ke masjid, maka janganlah mengenakan wewangian." (HR. Muslim)
Agar tidak menjadi pendorong timbulnya godaan (fitnah) bagi kaum laki- laki.
□ Masuk masjid dengan tenang dan tidak terburu-buru. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Qatadah, "Ketika kami shalat bersama Nabi Saw, tiba-tiba tedengar kegaduhan di antara orang-orang. Maka ketika beliau (selesai) shalat, beliau bertanya, Ada apa dengan kalian?’ Mereka berkata, ‘Kami tergesa-gesa untuk shalat.’ Nabi Saw bersabda:
'Janganlah kalian lakukan itu. Jika kalian datang untuk shalat hendaklah dengan tenang. Apa yang kalian dapatkan maka shalatlah dan apa yang terlewat oleh kalian maka sempurnakanlah'." (HR. Al- Bukhari dan Muslim)
□ Bacalah doa ini ketika keluar untuk shalat. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk shalat, lalu mengucapkan:
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dengan hak orang-orang yang meminta kepada-Mu, dan dengan hak keluarku kepada-Mu, bahwa Engkau tahu tidaklah aku keluar karena sombong dan congkak, bukan karena mencari nama, bukan pula karena riya'. Aku keluar untuk mengadukan dosa-dosaku kepada-Mu, aku keluar karena mengharap rahmat-Mu, dan menjauhkanku dari azab-Mu. Aku keluar menjaga diri dari murka-Mu, mengharap ridha-Mu, lalu aku meminta kepada-Mu agar Engkau melindungiku dari neraka dengan rahmat-Mu" [HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah)